Solo, Gatra.com - Pemerintah Kota Solo (Pemkot) Solo mengakui lonjakan kasus yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini diakibatkan varian Delta. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani, saat wawancara secara virtual, Selasa (13/7).

Ia mengakui lonjakan kasus Covid-19 sudah dua kali lipat melampaui kenaikan kasus di bulan Januari. ”Kalau Januari dulu paling rerata dalam sehari hanya 50 kasus, paling tinggi hanya 200 kasus saja. Tapi sekarang sudah sampai 300-an kasus dalam sehari dan hampir tiap hari,” kata Ahyani.

Dia tidak memungkiri salah satu pemicu kondisi itu adalah warga positif Covid-19 dari Kudus yang diisolasi di Asrama Haji Donohudan. Sejumlah sampel pasien Kudus menunjukkan adanya Covid-19 varian Delta.

Selain itu, mobilitas masyarakat sejak Lebaran lalu juga memicu varian tersebut merebak ke Solo. ”Makanya penularannya cepat sekali,” katanya.

Untuk itu, Ahyani meminta semua pihak agar bersama-sama menjaga protokol kesehatan demi meminimalkan penularan. Ia juga meminta masyarakat lebih peduli agar lonjakan kasus Covid-19 tidak berkepanjangan.

”Kami sudah melakukan antisipasi. Biasanya daerah lain hanya meminta warga yang positif untuk isolasi selama 10 hari. Tapi di Solo kami perpanjang hingga 14 hari. Makanya kami berharap rantai penularan ini benar-benar bisa terputus,” kata Ahyani.

Upaya lain juga ditempuh pemerintah dengan membuat rumah isolasi terpusat. Hal ini supaya masyarakat benar-benar disiplin saat menjalani isolasi.

”Ini sudah menunjukkan perkembangan. Angka kesembuhan kita di Solo juga lumayan. Artinya kita mengelola persoalan ini dengan baik. Makanya kami berupaya agar isolasinya sampai 14 hari,” ucap Ahyani.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan banyak varian Delta ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Dari 16 sampel yang dites Pemprov Jawa Tengah, hasilnya menunjukkan bahwa semua sampel merupakan varian Delta.