Bandung, Gatra.com– Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebutkan bahwa hampir 70.000 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 melangsungkan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Hingga data hari kemarin, 11 Juli 2021, Kang Emil mencatat bahwa terdapat total kurang lebih 89.000 pasien Covid-19 di Jawa Barat.
Yang tertampung di rumah sakit adalah sekitar 20.000 pasien. “Jadi kesimpulannya adalah mayoritas pasien Covid di Jawa Barat itu tidak di rumah sakit, tapi di rumah, ya,” ujar Kang Emil pada konferensi pers virtual yang digelar Senin, (12/7/2021).
Menurut data statistik dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 7.942 pasien pada hari ini (total kasus 459.949). Sementara angka kesembuhan bertambah sebanyak 4.449 (total 360.652) dan angak kematian bertambah sebanyak 172 kasus (total 6.616).
Perihal jumlah pasien yang sedang dirawat di rumah sakit maupun melakukan isoman, angkanya bertambah dari catatan Kang Emil yang merujuk pada data hari kemarin. Pada hari ini, jumlah pasien dalam perawatan bertambah sebanyak 3.318. Dengan demikian, jumlah totalnya adalah 92.681 secara keseluruhan.
Dengan demikian, Kang Emil berupaya untuk mengurangi keterisian rumah sakit atau Bed Occuapncy Rate (BOR). Menurutnya, penerapan PPKM Darurat adalah langkah yang tepat karena aturan tersebut dinilai bisa mengurangi mobilitas.
Kang Emil sendiri menargetkan mobilitas di Jawa Barat turun hingga 30%. Namun, ia tak menampik bahwa hal tersebut bukanlah pekerjaan mudah. Ia menuturkan bahwa pada saat evaluasi dengan Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan, pengurangan mobilitas di Jawa Barat masih berada di kisaran 21%-25% saja.
Walau demikian, Kang Emil tetap menilai bahwa PPKM Darurat tetap harus diterapkan. Tujuannya adalah untuk meminimalisir mobilitas yang akan berdampak pada landainya kurva dan menurunnya tingkat BOr di rumah sakit rujukan Covid-19. “Nah, oleh karena itu, untuk mengurangi keterisian rumah sakit, PPKM Darurat ini kan sebuah kesepahaman yang kita sedang lakukan tindakan. Jadi dengan turunnya mobilitas, si kurvanya itu nanti landai, ke rumah sakit juga [BOR-nya] turun,” pungkas Kang Emil.