Semarang, Gatra.com - Sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) diketahui telah ditemukan adanya penderita yang terpapar Covid-19 varian delta. Daerah itu antara lain, Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar, dan Solo.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan, dari hasil sampel dari berbagai daerah untuk uji genome sequencing ditemukan adanya Covid-19 varian delta.
“Dari 106 sampel dari beberapa kabupaten/kota yang dites genome sequencing ada 95 sampel atau 89,6 persen positif Covid-19 varian delta,” katanya seusai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantor Gubernur di Jalan Pahlawan Semarang, Senin (12/7).
Hasil tes genome sequencing, lanjut Ganjar juga menunjukkan varian delta menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Ditemukan sebanyak 23 sampel anak-anak.
Adapun daerah yang sampelnya menunjukkan varian delta antara lain Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar, dan Solo. Rinciannya, dari 72 sampel asal Kudus, 62 di antaranya positif varian delta. Salatiga dari 6 yang dites, hasilnya 5 varian delta. Jepara tiga yang dites semuanya varian delta.
Di Grobogan dua sampel semuanya varian delta, Kabupaten Magelang dua sampel semuanya varian delta. Kota Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian delta, serta Solo dengan 16 sampel, semuanya varian delta.
Hal ini diduga yang menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus Covid-19 di Jateng akhir-akhir ini. “Artinya, prosentase Covid-19 varian delta di Jateng cukup tinggi. Kalau sudah begini kita harus semakin waspada,” ujar Ganjar.
Oleh karenanya, lanjut Ganjar pergerakan masyarakat harus dikurangi karena penyebaran Covid-19 varian delta cepat. Masyarakat harus mengetahaui agar bisa memahami kebijakan PPKM darurat.
“Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semua,” katanya,
Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini minta antar bupati/wali kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga mematahui aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan.
“Jajaran dari level atas sampai tingkat desa untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar. Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, dr. Yulianto Prabowo menambahkan Covid-19 varian delta menjadi ancaman karena penularan dan fatalitas atau kematian sangat tinggi.
Varian delta, sambung Yulianto sangat cepat penularannya bahkan menyerang anak-anak, bahkan bayi berusia 6 bulan. “Dari hasi sampel tes genome sequencing ada bayi usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada juga yang balita dan remaja,” katanya.