Pemalang, Gatra.com - Adi Sumarno sedang terlelap ketika bus Sudiro Tungga Jaya yang dinaikinya dari Kalideres, Jakarta Barat melaju dengan kecepatan tinggi di Jalan Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Minggu (11/7).
Saat bus sampai di KM 308, Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Adi terlonjak kaget dan terbangun karena mendengar suara benturan keras. Begitu membuka mata, pria 35 tahun itu mendapati laju bus oleng lalu terguling ke arah kiri jalan. Di tengah kebingungan yang menderanya, Adi kemudian menyadari bus yang dinaikinya mengalami kecelakaan.
"Saya kurang tahu kronologi tepatnya bagaimana, karena lagi tidur. Yang jelas saya tersadar pas bus posisi terdengar suara derrr, kemudian banting setir dan bus roboh. Itu saya baru sadar, bangun terus langsung keluar," tutur Adi, Senin (12/7).
Menurut Adi, kepanikan langsung menjalar setelah bus terguling. Sejumlah penumpang dilihat Adi kondisinya mengenaskan dengan luka di beberapa bagian tubuh.
Selain masih berada di dalam bus, beberapa dari mereka ada yang terkapar di jalan. Melihat hal itu, Adi tak kuasa untuk menolong.
"Setelah keluar dari bus, saya tak bisa langsung menolong penumpang lain karena syok, takut," tuturnya.
Saat kecelakaan terjadi, Adi duduk di kursi penumpang tepat di belakang sopir atau di deretan kursi sebelah kanan. Tak seperti sejumlah penumpang lainnya, dia tak sampai terlempar keluar dari bus.
"(Korban) yang terparah kemungkinan (yang duduk di) sebelah kiri, tapi gak tahu juga, yang sebelah kanan juga ada yang terlempar," ucapnya.
Adi yang berencana pulang ke rumahnya di Kabupaten Wonogiri pun bersyukur bisa selamat dalam kecelakaan yang mengakibatkan delapan penumpang tewas dan puluhan lainnya luka-luka itu. "Alhamdulilah saya tidak apa-apa," ujarnya.
Bus Sudiro Tungga Jaya mengalami kecelakaan di Jalan Tol Pemalang-Batang KM 308, Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang Minggu (11/7) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat kecelakaan bus jurusan Jakarta-Wonogiri ini mengangkut 34 penumpang.
Kecelakaan bermula ketika bus bernomor polisi AD 1626 CU itu melaju dari arah barat atau Jakarta di lajur kanan jalan tol dengan kecepatan tinggi. Setiba di lokasi kejadian, sopir bus, Sigit Prasetyo (26) warga Desa Tamanwinangun, Kecamatan Tamanwinangun, Kabupaten Kebumen, berupaya menghindari sebuah truk boks di depannya.
Truk boks bernomor polisi B 9281 SXR yang dikemudikan Gatot Suprianto (33), warga Kabupaten Pasuruan itu mendadak oleng dan berpindah dari lajur kiri ke lajur kanan. Namun karena jarak yang sudah dekat, bus membentur bagian bodi belakang sebelah kiri truk boks.
Setelah itu, bus oleng ke arah kiri lalu membentur guard rail atau pembatas jalan tol yang berada di bahu jalan sebelah kiri dan kemudian terguling di tengah jalan.
Data Jasa Raharja Perwakilan Pekalongan mencatat delapan orang meninggal dan 20 orang terluka akibat kecelakaan itu. Korban meninggal dan luka dibawa ke RS Siaga Medika, RS Prima Media dan RS Santa Maria, Pekalongan.
Kapolres Pemalang AKBP Ronny Tri Prasetyo Nugroho menyatakan masih mengumpulkan bukti-bukti dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian untuk memastikan penyebab kecelakaan.
Dari olah TKP yang sudah dilakukan Minggu (11/7), ditemukan jejak pengereman dengan jarak tiga meter dari bus yang melaju kencang sebelum terjadi kecelakaan.
"Ada jejak pengereman singkat sebelum pengemudi bus membanting setir ke arah kiri, karena di depan bus terdapat truk boks. Akibatnya, bagian depan bus sebelah kanan menyenggol bagian ujung kiri belakang truk boks. Setelah itu, bus menyerempet pembatas jalan tol di sebelah kiri, lalu membanting ke sebelah kanan dan terbalik," jelas Ronny.
Menurut Ronny, olah TKP akan kembali dilakukan Senin (12/7). Olah TKP lanjutan ini melibatkan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) dari Ditlantas Polda Jateng dan Asistensi dari Korlantas Polri. "Kami akan ulangi olah TKP dari bukti bukti yang ada dan kami datangkan saksi ahli dari Dinas Perhubungan," ucapnya.