Port-au-prince, Gatra.com - Polisi Haiti mengumumkan pada hari Minggu (11/7) bahwa mereka telah menangkap seorang warga negara Haiti –memiliki tujuan politik-- dalam merekrut orang-orang bersenjata untuk membunuh Presiden Jovenel Moise, minggu lalu.
"Ini adalah individu yang memasuki Haiti dengan pesawat pribadi dengan tujuan politik," kata kepala Kepolisian Nasional Haiti, Leon Charles, dikutip AFP, Senin (12/7).
Dalam konfrensi pers, diungkapkan bahwa Christian Emmanuel Sanon, 63 tahun, yang berkebangsaan Haiti, tiba di negara pulau itu pada Juni ditemani beberapa warga Kolombia.
Beberapa menteri Haiti juga hadir dalam konferensi tersebut.
"Misinya kemudian berubah," kata Charles, menjelaskan bahwa niat awalnya adalah untuk menangkap Moise, dan bahwa operasi itu dilakukan dari dalam negeri.
"Dua puluh dua orang lainnya memasuki Haiti," kata Charles.
Delapan belas warga Kolombia telah ditangkap sejak Rabu lalu.
Melalui introgasi, polisi Haiti mengetahui bahwa Sanon telah merekrut 26 anggota tim melalui perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di Florida bernama CTU.
"Ketika kami, polisi, menghalangi keinginan para bandit ini setelah mereka melakukan kejahatan mereka, orang pertama yang dipanggil oleh salah satu penyerang adalah Charles Emmanuel Sanon,” katanya.
"Dia menghubungi dua orang lain yang kami anggap sebagai dalang pembunuhan Presiden Jovenel Moise," tambah Charles, tanpa mengungkapkan identitas dua tersangka lainnya.
Anggota Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI), Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman, Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tiba di Haiti pada hari Minggu, dan bertemu dengan direktur jenderal polisi.
Menurut pihak berwenang Haiti, 28 anggota regu pembunuh menyerbu ke rumah keluarga Moise pada Selasa malam dan menembaki dia dan istrinya, Martine.
Presiden terbunuh dan istrinya terluka parah. Dia diterbangkan ke rumah sakit Miami untuk perawatan.
Pembunuhan Moise telah menjerumuskan Haiti yang sudah bermasalah - negara termiskin di Amerika - ke dalam kekacauan.
Di tengah ketidakpastian yang mendalam atas masa depan politiknya, masyarakat internasional telah meminta negara Karibia yang miskin itu untuk melanjutkan pemilihan presiden dan legislatif yang dijadwalkan akhir tahun ini.
Delegasi AS bertemu dengan aktor utama dalam pemerintah Haiti, pada hari Minggu.
"Saya bertemu dengan delegasi AS dan bersama-sama kami menyambut resolusi Senat yang memilih saya sebagai presiden sementara Republik," kata Joseph Lambert, presiden Senat Haiti, di Twitter pada Minggu malam.
Delegasi juga bertemu dengan Perdana Menteri sementara Claude Joseph, yang mengatakan dia masih bertanggung jawab.
Tidak ada petugas polisi yang terluka selama operasi untuk menangkap tersangka tentara bayaran Kolombia, itu. Tiga di antaranya tewas dalam proses tersebut.