Semarang, Gatra.com- Jawa Tengah (Jateng) kehilangan cadangan oksigen mencapai sekitar 60 ton akibat terhentinya produksi oksigen di pabrik PT Samator di Kendal. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyatakan, produksi oksigen pabrik Samantor Kendal sempat berhenti karena aliran listrik padam pada Sabtu (10/7) dari siang sampai sor. “Kemarin (Sabtu, 10/7) produksi di Samantor Kendal terhenti karena listrik mati. Akibat kejadian itu, cadangan oksigen di Jateng hilang sekitar 60 ton,” katanya, Minggu (11/7).
Karena oksigen sekarang masuk sebagai produksi sangat vital, lanjut Ganjar, maka solusinya harus cepat maka pihak PLN bergerak dengan mengalihkan aliran listrik dari jalur lain ke pabrik Samator sehingga bisa produksi lagi. Namun, masalahnya setelah listrik menyala, ternyata butuh waktu sekitar 10 jam untuk bisa menghasilkan oksigen, sehingga sampai Minggu belum beroperasi maksimal.
Untuk menjaga ketersediaan oksigen di Jateng, menurut Ganjar sudah meminta pengiriman pasokan oksigen dari Jawa Barat (Jabar) dipercepat dan meminta Kapolda Jateng menerjunkan anggotanya mengawal agar lancar. “Satu tanki oksigen kiriman dari Cilegon Jabar sudah datang. Sebagian sudah didistribusikan untuk pemenuhan oksigen di Semarang dan Rembang,” ujarnya.
Sedangkan satu tangki oksigen lagi sedang diisi dan proses pengiriman ke Jateng untuk keperluan pasokan di wilayah Boyolali. Agar kejadian mati listrik di pabrik Samator tidak terjadi lagi, Ganjar menambahkan sudah komunikasi dengan PLN untuk memastikan pasokan listrik di pabrik oksigen itu aman. “Harapan saya, ada backup energi listrik ke pabrik oksigen itu untuk menjaga ketersediaan oksigen yang sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Ganjar.
Sementara, Humas Samator Kendal, Ikhsan mengatakan, aliran listrik padam Sabtu (10/7) sekitar pukul 12.00 WIB dan menyala sekitar pukul 18.00 WIB. “Akibat listrik mati, dampaknya mesin mati sehingga tidak bisa produksi. Setelah hidup pun, butuh waktu untuk warming up sekitar 6-8 jam, baru liquid bisa diproduksi,” ujarnya.
Akibat kejadian mati listrik, menurut Ikhsan kehilangan stok cukup banyak, karena per jam bisa memproduksi 2.000 meter kubik lebih oksigen, maka kalau delapan jam tidak berproduksi, cukup besar jumlahnya. “Sudah ada bantuan dari PLN, saat mati listrik, ada pengalihan arus dari jalur Jawa-Bali diarahkan ke pabrik. Selain itu, trafo yang rusak di belakang pabrik sudah diperbaiki. Informasinya akan ada lagi penambahan mesin khusus didatangkan dari Jakarta,” katanya.