Banjarnegara, Gatra.com – Inovasi terus dikembangkan Rumah Sakit Islam Banjarnegara di saat pandemi. Kini hadir POCBIH (Portable Oxygen Concentrator Banjarnegara Islamic Hospital), sebuah alat portabel yang berguna untuk membantu pasien Covid-19 agar saat dilanda sesak napas.
Melalui riset, alat ini dibuat oleh dua staf Litbang Pemeliharaan Alat dan Gas Medik RSI, Evan Wisik Prabowo dan Nokta Arvianto.
Direktur RSI dr Agus Ujianto SpB mengatakan, alat temuan bagian litbang RSI ini sangat membantu pasien Covid-19 bergejala ringan, serta pasien asma yang membutuhkan bantuan oksigen dalam waktu lama.
"Pasien pasien Covid gejala ringan dan pasien TBC yang butuh maintanence lama bisa menggunakan alat ini. Mudah sekali selama ada listruk dan air steril yang bisa diisi ulang berkali kali," kata Agus, dalam keterangan tertulis, Minggu (11/7).
Terkait penggunaan, Agus akan membuat keputusan sebagai terapi inhalasi ini agar membuat 50 alat yang bisa digunakan untuk pasien. Bisa juga ditambah minyak esensial, minyak kayu putih, untuk melegakan pernapasan.
"Bisa untuk pasien di rumah sakit, juga yang di rumah, karena alatnya ringan dan portable. Untuk, inhalasi juga bisa kita tambahkan minyak esensial. Dalam diskusi dengan pak Gubernur Jateng, alat semacam ini bisa dimanfaatkan karena kondisi darurat," sebut dokter yang juga ahli biomedis dan pernah menjadi dosen fisika Fakultas Kedokteran Unissula ini.
Sementara, Staf Litbang RSI, Evan Wisik mengatakan, alat hasil karya mereka menggunakan alat sederhana yang sudah diteliti selama dua bulan dan dirakit sekitar dua pekan.
Ada tiga komponen alat yang dibutuhkan, yaitu dua aerator yang biasa digunakan di akuarium ikan, selang berukuran 0.25 mm, serta flow meter yang berguna mengukur aliran udara yang masuk ke tubuh. Dalam flow meter ada gelas ukur yang ada air steril.
"Jadi manfaat alat ini, membantu pasien yang alami kesulitan bernafas, sebagai penghasil oksigen murni. Hanya saja alat sederhana ini bersifat membantu masuknya oksigen sebagaimana bernafas normal. Kalau dilihat ukurannya sekitar 21 persen," kata Evan.
Sedangkan gas oksigen yang kini langka, bisa masuk ke tubuh melalui selang oksigen sebesar 95 persen.
"Kalau kita masih 21 persen setelah kita ukur. Namun ini sudah sangat membantu jika diaplikasikan bagi pasien suspek covid saat oksigen terus mengalami kelangkaan," tambah Evan.
Secara teknis alat ini bekerja, udara bebas divakum masuk ke dua aerator, kemudian disalurkan melalui slang ke flow meter, dimana disitu ada air steril. Melalui selang yang sudah terhubung alat pengukurnya disalurkan melalui slang ke hidung pengguna.