Home Ekonomi PPKM Darurat, Pedagang Hewan Kurban Gigit Jari

PPKM Darurat, Pedagang Hewan Kurban Gigit Jari

Tegal, Gatra.com- Iduladha pada tahun ini dirasakan berbeda oleh pedagang hewan kurban di Kota Tegal, Jawa Tengah. Penjualan hewan kurban menurun imbas kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Salah satu pedagang hewan kurban yang membuka lapak di pinggir Jalan Hangtuah, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Toni (39) mengatakan, penjualan hewan kurban menjelang Iduladha tahun ini tak seramai tahun-tahun sebelumnya. "Tahun ini rasanya lebih sepi. Penjualan menurun dari tahun-tahun sebelumnya," kata Toni saat ditemui, Sabtu (10/7).

Menurunnya penjualan tersebut salah satunya karena dampak penerapan PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali pada 3 - 20 Juli 2021. Sekitar sepekan sejak kebijakan itu diterapkan, hewan kurban yang dijual Toni hanya laku beberapa ekor saja. "Seminggu ini atau sejak ada PPKM Darurat, sapi yang sudah terjual cuma dua ekor," ungkap Toni.

Padahal saat menjelang Iduladha tahun sebelumnya, Toni bisa menjual hingga 14 ekor sapi. Saat itu dia bahkan tidak sampai membuat lapak penjualan di pinggir jalan. "Tahun sebelumnya tidak majang di jalan pesanan banyak. Tahun ini saya spekulasi majang di jalan," ujar warga Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal ini.

Toni mengatakan, pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pesanan hewan kurban biasanya sudah ramai jauh sebelum Iduladha. Pesanan bertambah banyak ketika mendekati Iduladha. "Tahun ini lebih sepi. Sedikit yang mampir. Tidak tahu nanti pas beberapa hari mau Iduladha," tutur dia.

Toni hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dalam memasarkan hewan kurban yang dijualnya. "Tidak pakai promosi lewat online," ujarnya. Adapun sapi dan kambing yang dijualnya dia datangkan dari Kabupaten Boyolali. Untuk sapi, harganya berkisar Rp18 juta - 23 juta per ekor. Sedangkan kambing dijual Rp2,8 juta - Rp3,5 juta per ekor.

Toni menyebut harga itu mengalami kenaikan dibandingkan saat Iduladha tahun sebelumnya, terutama sapi. Kenaikan ini disebabkan sedikitnya jumlah sapi yang sudah layak kurban. "Sapi naiknya Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per ekor karena nyarinya susah. Di Boyolali kekurangan sapi yang sudah siap disembelih. Sudah banyak yang disembelih lebaran kemarin. Kambing juga sama. Naik Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per ekor," ungkapnya.

Sementara untuk perawatannya, Toni mengaku tidak melakukan perawatan secara khusus. "Cuma dikasih pakan biasa dan semacam vitamin untuk penambah nafsu makan," tuturnya.

1137