Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza menilai bahwa penyelenggaraan program PPKM Darurat haruslah dibarengi dengan peningkatan Inovasi Teknologi Kesehatan, sebagai suatu formulasi tangguh negara dalam melawan Covid-19.
Hammam menyebut tengah mendorong agar inovasi teknologi kesehatan bisa dimunculkan kembali, bukan hanya di BPPT namun juga diseluruh lembaga penyelenggara IPTEK. Apalagi karena adanya tantangan virus yang makin lama makin berkembang seiring berjalannya waktu.
“Para penyelenggara IPTEK harus dapat lebih lantang menyuarakan hasil inovasinya, bahkan lebih gencar membangun jejaring proses bisnis agar hasil karyanya dapat segera dirasakan oleh masyarakat banyak, terlebih dalam kondisi darurat seperti ini,” kata Hammam dalam keterangannya, Sabtu (10/7).
Hammam pun menyampaikan bahwa pada 2020 lalu, pihaknya telah menghasilkan lima teknologi kesehatan Covid-19 diantaranya Rapid Test Kit, PCR Test Kit, Mobile Lab BSL-2, Ventilator Darurat, hingga penerapan Kecerdasan Artifisial dalam deteksi Covid-19.
Penggagasan tersebut dilakukan melalui tim khusus yakni Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan Covid-19 (TFRIC-19), yang mana penelitian produk inovasi didalamnya bisa memangkas waktu normal penelitian sebagai upaya penanganan pandemi Covid-19.
“Dalam kondisi normal sebuah produk inovasi membutuhkan waktu paling cepat selama satu tahun. Namun dengan sinergi pentahelix, produk inovasi bisa langsung dinikmati masyarakat dalam kurun waktu 3 bulan saja,” bebernya.
Hammam menegaskan sudah sepatutnya ekosistem inovasi, khususnya dalam penanganan Covid-19, dapat kembali hadir. Karena ekosistem tersebut dinilai selama ini mampu menghadirkan produk inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. “Ekosistem inovasi ini juga nyatanya mampu memicu tumbuhnya industri kesehatan lokal dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi,” ujarnya.