London, Gatra.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan pada hari Kamis bahwa sebagian besar pasukan Inggris telah ditarik keluar dari Afghanistan. Itu memberi sinyal telah berakhirnya peranan Inggris secara resmi dalam konflik yang berlangsung selama dua dekade di tengah kekhawatiran kepergian tentara asing, yang dapat menyebabkan perang saudara.
Diketahui pasukan Inggris pertama kali dikerahkan ke Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 9/11 di AS dan memainkan peran utama dalam operasi tempur hingga tahun 2014. Sebanyak 457 tentara Inggris tewas di negara itu.
"Semua pasukan Inggris yang ditugaskan untuk misi NATO di Afghanistan sekarang kembali ke rumah," kata Johnson dalam sebuah pernyataan kepada parlemen, dikutip Reuters, Kamis (8/7).
“Untuk alasan yang jelas, saya tidak akan mengungkapkan jadwal keberangkatan kami, meskipun saya dapat memberi tahu rumah (parlemen) bahwa sebagian besar personel kami telah pergi,” tambahnya.
Kekerasan telah berkecamuk di seluruh Afghanistan dalam beberapa minggu sejak Presiden Joe Biden mengumumkan pasukan akan ditarik tanpa syarat pada 11 September.
AS pekan lalu meninggalkan pangkalan udara Bagram, tempat operasi militer AS di negara itu, yang secara efektif mengakhiri perang terpanjang Amerika. Pentagon mengatakan penarikan pasukan AS sudah 90 persen selesai.
Johnson menguraikan perubahan kehadiran Inggris di Afghanistan, dengan mengatakan dia tidak meremehkan tantangan yang dihadapi negara itu dan pemerintah akan terus memberikan bantuan pembangunan.
“Saya harap tidak ada yang akan melompat ke kesimpulan yang salah bahwa penarikan pasukan kita entah bagaimana berarti akhir dari komitmen Inggris ke Afghanistan, kita tidak akan berpaling, kita juga tidak berada di bawah ilusi tentang bahaya situasi hari ini dan apa yang mungkin terjadi, terbentang di depan,” kata Johnson.