Banjarnegara, Gatra.com – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta agar peningkatan kasus Covid-19 di berbagai daerah, khususnya Banjarnegara harus direspons secara serius. Pasalnya, beberapa pekan terakhir tren Covid-19 terus meningkat dan belum ada tanda-tanda penurunan.
"Kondisi Covid di Jawa Tengah sedang naik terus, wabil khusus di Banjarnegara, berapa hari ini terus meningkat. Saya ucapkan terimakasih kepada Bupati Banjarmegara yang sudah mengeluarkan surat edaran bupati. Tinggal diikuti oleh masyarakatnya. Peningkatannya ini harus direspon secara serius, program 5 M tidak bisa bercanda lagi," kata Ganjar, saat berkunjung ke RSI Banjarnegara, Kamis (8/7).
Ganjar juga menyebut, PPKM dijalankan harus dilaksanakan. "Kerumunan jangan dulu, ibadah jalan tapi di rumah saja, yang jualan ya jualan dibungkus saja, pasar ya seperlunya saja, katanya.
"Aturan sudah rigid, di hulu harus jalan. Hilir hari ini saya ke beberapa rumah sakit, desa jogo tonggo, di Banjarnegara RSUD persiapan relatif bagus. RSI Banjarnegara juga jadi rujukan, perlu adanya tempat terpusat untuk Covid, juga rumah sakit darurat," katanya.
Ganjar juga menyebut saat ini perlu adanya percepatan pengelolaan oksigen. Pemprov Jateng, kata dia, mendapatkan lima isotank. Dua di antaranya akan dikelola sendiri, dengan demikian akan memudahkan pengelolaan oksigen, dari produksi hingga pendistribusiannya.
Secara khusus, Ganjar meminta semua rumah sakit ada person in charge (PIC) sebagai penanggung jawab khusus oksigen. Dengan adanya PIC yang ditunjuk tersebut akan memudahkan koordinasi jika ada kekurangan dan kebutuhan oksigen bagi pasien Covid. Pihaknya juga menyataakan saat ini ada aplikasi Jos, khusus tatakelola oksigen. “Ada 480 rumah sakit yang bisa terpantau kebutuhan oksigennya,” ucap dia.
Ganjar juga mengungkapkan, saat ini tidak ada rumah sakit yang memiliki stok oksigen. Bahkan, ada yang hanya sampai sore sudah habis.
“Lihat IGD dan tempat isolasinya untuk mengetahui kondisi Covid di tiap wilayah. Kalau keduanya penuh, maka itu kedaruratannya, ukurannya gampang. Apalagi kalau sudah ada lorong lorong penuh, maka lonceng wajib dibunyikan. Jawa Bali tidak baik baik saja, kalau ada yang bilang baik-baik saja ga benar itu,"sebutnya.
Menurut dia, skenario saat ini yang diperlukan, termasuk di Banjarnegara adalah langkah antisipatif. Mulai dari mempersiapkan rumah sakit rujukan.
“Kumpulkan semua yang ada di sini, hitung dan kalkulasikan. Hitung, kapasitasnya dan bagi perannya. Mana yang bisa diver sendiri, kalau yang tidak bisa lapor provinsi, kalau provinsi tidak bisa kita juga akan lapor pusat. Kita harus belajar dari Kudus, Kudus sekarang sudah melandai,” ucapnya.
Sementara, dari pandangannya saat ini klaster yang paling menonjol adalah klaster rumah tangga dan kumpul-kumpul. Karena itu, masyarakat juga perlu menyadari pentingnya jaga jarak dan tidak berkerumun.