Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Ayu Dewi Utari mengatakan, arah kegiatan rehabilitasi mangrove, selain memperhatikan fungsi ekologi, juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Ekosistem mangrove dapat juga dikembangkan untuk ekowisata,” kata Ayu saat membuka kegiatan Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Provinsi Kalimatan Timur, pada Rabu (7/7).
Dalam kegiatan sosialisai tersebut juga diungkapkan, pelestarian ekosistem mangrove sangat penting dilakukan, sebab salah satu fungsi mangrove sebagai rumah bagi biota laut.
Biota laut yang banyak ditemukan di ekosistem mangrove, beberapa diantara adalah ikan, udang dan kepiting. Juga dikenal sebagai sumber protein hewani dan memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
Sayangnya, sekitar 637.000 hektare dari 3,1 juta hektare sebaran mangrove di Indonesia kondisinya rusak kritis. Menurut Ayu, hal ini juga yang melatarbelakangi penambahan mandat bagi BRGM.
Lokasi kegiatan rehabilitasi mangrove yang menjadi target BRGM berada di 9 Provinsi prioritas. Kalimantan Timur merupakan salah satunya. Luasan areal target rehabilitasi mangrove di Kaltim tahun 2021 adalah 6.000 hektare.
Soal peningkatan fungsi ekositem laut untuk kesejahteraan masyarakat juga diutarakan Selly Oktashariany Ayub, Kepala Seksi Evaluasi DAS dan Hutan Lindung, Balai Pengelolaan Aliran Sungai dan Hutan Lindung Mahakam Berau.
Menurut Selly, rehabilitasi mangrove harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem itu sendiri.
Agar tujuan rehabilitasi mangrove di Kaltim dapat terlaksana, dipandang perlu untuk berkolaborasi dan bekerja bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, akademisi dan masyarakat.
“Hal ini penting karena tugas rehabilitasi adalah tanggung jawab bersama, bukan pemerintah pusat saja,” ujar Ayu sebelum mengakhiri sambutan yang disampaikan secara virtual ini.