Solo, Gatra.com - Angka kasus COVID-19 di Kota Solo terus naik. Hanya saja rumah sakit tidak bisa melakukan penambahan jumlah tempat tidur dengan mudah. Padahal saat ini bed ocupancy rate (BOR) di kota Solo sudah mencapai 95 persen.

”Saat ini bed sudah 95 persen. Totalnya saat ini sudah ada 1.063 tempat tidur di rumah sakit baik di ruang isolasi biasa atau di ICU. Angka ini sudah ada perubahan beberapa kali,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih  saat ditemui usai rapat koordinasi bersama Satgas COVID-19 Kota Solo, Rabu (7/7).

Namun ia mengakui pihak rumah sakit tidak bisa begitu saja mengkonversi tempat tidur untuk pasien umum menjadi ruang isolasi. Pasalnya untuk konversi tersebut, harus diiringi ketersediaan tenaga kesehatan dan alat kesehatan. ”Konversi itu tidak serta merta konversi, saya rasa teman-teman rumah sakit sudah ngerti sendiri,” katanya.

Untuk itu saat ini kebijakan dari pemerintah, rumah sakit hanya diperuntukkan bagi pasien dengan gejala sedang dan berat. ”Jadi sekiranya nggak penting, nggak kami rujuk ke RS,” ucapnya.

Sebab saat ini sudah ada penambahan tujuh tenda untuk rumah sakit. Diantaranya di RSUD dr Moewardi ada dua tenda, RSUD Bung Karno, RS dr Oen, RS Kasih Ibu dan RSJD Arif Zainuddin dan Solo Techno Park (STP).

”Kalau tenda kami masih ada stok. Saya sudah keluarkan tujuh tenda. Tenda ini tujuannya agar jangan sampai ada pasien yang keleleran di emper rumah sakit. Makanya saya minta masyarakat ini tetap patuh,” kata Siti.

Sebagai informasi saat ini angka kasus positif COVID-19 di kota Solo terus naik. Rerata harian kasus COVID-19 di kota Solo berkisar antara 300-400 kasus dalam sehari. Selain menambah bed rumah sakit, Pemkot Solo juga menambah tempat isolasi terpusat bagi warganya.

”Sekarang angka kasus baru dengan yang hasil tracing sudah seimbang. Jadi ya separuh-separuh,” kata Siti.