Jakarta, Gatra.com- Memilah sampah di rumah, dengan memisahkan menjadi tiga kategori merupakan salah satu cara efektif dalam menangani beban sampah. Yaitu memisahkan sampah organik, sampah yang bisa didaur ulang, dan sampah residual.
Hal ini yang membuat Le Minerale menyerukan ajakan memilah sampah dengan tema Global Recycling Day 2021. Yakni mendorong individu dan masyarakat untuk menjadi #RecyclingHeroes.
Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya,
Ronald Atmadja mengatakan Le Minerale mendukung penuh upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah nasional. "Juga ikut mengajak semua individu untuk menjadi inspirasi dalam melakukan pilah sampah dan daur ulang, terutama sampah plastik," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/7).
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbunan sampah secara nasional mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah total tersebut, 15% diantaranya adalah sampah plastik.
Kegiatan ini sejalan dengan Program Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah yang digalakkan KLHK sejak tahun 2019. Yakni sebagai langkah strategis untuk menggalang peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Meski begitu, menurutnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan sudah makin tinggi. “Masyarakat kini lebih selektif dalam pemilihan jenis plastik di produk yang dikonsumsi serta mulai mencari tahu bagaimana daur ulang sampah plastik. Ini sangat menggembirakan dan berdampak positif terhadap pengurangan sampah plastik,” katanya.
Kegiatan pilah sampah di rumah, terutama sampah plastik, lanjutnya, selain mengurangi jumlah sampah lingkungan yang berakhir di TPA, juga memiliki nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan sendiri atau oleh para pemulung yang berkeliling mengumpulkan sampah lingkungan.
Pemulung, menurutnya, memiliki peran penting dalam proses daur ulang sampah plastik. Dengan adanya bantuan masyarakat dalam memisahkan sampah plastik di rumah, akan memudahkan pemulung dalam pengumpulkan sampah plastik bernilai ekonomis untuk dijual ke industri daur ulang.
“Tidak hanya berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan dan membantu menekan debit sampah, kegiatan pilah sampah di rumah juga memiliki nilai sosial ekonomi,” jelasnya.
Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Prispolly Lengkong sependapat bahwa peran aktif masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah di rumah sangat membantu pekerjaan pemulung sebagai garda depan dalam pengumpulan sampah di lingkungan masyarakat.
“Selain akan berpengaruh terhadap berkurangnya angka timbunan sampah yang dibuang ke TPA, hal tersebut secara tidak langsung meringankan beban kerja pemulung dan mempercepat proses pengumpulan sampah,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI), Saut Marpaung juga setuju bahwa aktivitas pemisahan sampah oleh rumah tangga merupakan hal positif dan memberikan keuntungan tersendiri dalam pengelolaan sampah terutama untuk sampah plastik yang masih memiliki nilai ekonomis. Meski menurutnya, nilai ekonomis sampah plastik tergantung dari jenis plastiknya.
“Ada jenis plastik yang sulit didaur ulang sehingga bernilai rendah dan tidak diminati. Hal ini menyebabkan tingkat kolektabilitas sampah di Indonesia masih rendah," ungkap Saut.
Namun ada juga jenis plastik yang permintaan, serapan, dan nilai ekonomisnya relatif tinggi di industri daur ulang. Seperti jenis plastik PET dengan kode angka 1. "PET banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum,” ungkapnya.