Karanganyar, Gatra.com- Sebanyak 468 mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Jawa Tengah dan DIY menjalani kuliah kerja nyata di Karanganyar selama sebulan hingga Agustus mendatang. Metode KKN di masa pandemi Covid-19 dilakukan secara daring dan luring. Di sela kegiatan itu, mahasiswa KKN diminta mengasah kepekaan sosialnya dengan melihat lebih dekat posko penanganan Covid-19 di desa sekaligus menyemangati warga yang sedang isolasi mandiri.
Hal itu disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono saat melakukan zoom meeting dengan ratusan calon mahasiswa KKN dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta dan Universitas Setia Budi (USB) Surakarta di SIC Diskominfo Karanganyar, Selasa (6/7). "Kunjungilah isoman. Asal jaga jarak. Lambaikan tangan saja. Itu sudah obat luar biasa. Semangati mereka," kata Juliyatmono.
Para mahasiswa KKN juga disarankan melibatkan diri di posko penanganan Covid-19 tingkat desa. Mereka dapat menyumbangkan ide dan pemikiran dalam penanganan di lingkup tersebut. Selain itu juga bisa ikut menyosialisasikan pentingnya protokol kesehatan (prokes) di tempatnya menjalani KKN. Bupati mengapresiasi perguruan tinggi yang masih mempercayai Kabupaten Karanganyar menjadi lokasi penugasan KKN. Besar harapan Bupati Juliyatmono terhadap para mahasiswa yang nantinya memimpin negara ini dari berbagai bidang.
Sementara itu, penjabat Kepala Baperlitbang Karanganyar, Katarina mengatakan 94 desa dijadikan lokasi KKN mahasiswa asal lima perguruan tinggi. Paling banyak asal UNS, yakni 378 mahasiswa dengan lokasi KKN di 85 desa yang tersebar di 12 kecamatan.
Metode KKN di masa pandemi menggunakan daring dan luring. Adapun luring khusus mahasiswa yang bertempat tinggal di sekitar Karanganyar, katanya.
Metode daring maupun luring disesuaikan tata cara masing-masing perguruan tinggi. Para kepala desa diminta kooperatif dengan kebutuhan perkuliahan tersebut. Misalnya membuka akses informasi seluas-luasnya ke peserta KKN.