Home Gaya Hidup Parah! 22% Kawasan Hutan Lindung Hilang Akibat Jalan Trans Papua

Parah! 22% Kawasan Hutan Lindung Hilang Akibat Jalan Trans Papua

Jakarta, Gatra.com - Sejak 2001-2009, sekitar 22% kawasan hutan lindung dan konservasi hilang tutupan hutannya akibat dibangunnya ruas-ruas pembangunan Jalan Trans Papua (MP-31). Di mana, kawasan hutan lindung mencakup hutan lindung, kawasan suaka alam serta kawasan pelestarian alam.

Hal ini diungkapkan oleh Umi Ma'rufah dari Tim Peneliti, lewat Zoom dalam Diskusi dan Peluncuran Laporan Studi "Analisis Pengaruh Rencana Pembangunan Major Project Jalan Trans Papua terhadap Aspek Sosial-Ekologis Papua", yang disiarkan langsung via kanal YouTube WALHI Nasional pada Selasa, (6/7).

Selain itu, terangnya, sebanyak 44% kawasan hutan produksi dan 34% non kawasan hutan juga ikut hilang akibat pembangunan tersebut. "Di sini kami apa namanya, menjadikan kawasan konservasi sebagai satu bagian dari kawasan lindung yang harus dijaga," kata Umi.

Adapun jika berdasarkan hilangnya tutupan hutan berdasarkan ruas, bebernya, terdapat 4 ruas terbesar yang mengalami kerusakan atau kehilangan tutupan hutan di sekitarnya. Yang terbesar yang pertama adalah Ruas Fakfak-Windesi yang ada di Papua Barat. Ruas ini tadinya paling banyak ditemui dengan hutan produksi, yakni di atas 3.500 hektar. Lahan itu merupakan kawasan hutan produksi yang tutupannya sudah hilang.

Umi melanjutkan, yang kedua adalah Ruas Waghete-Timika, Papua. Di ruas ini, kawasan tutupan hutan yang berada di non kawasan hutan itu lumayan banyak. Termasuk juga di Ruas Wanggar-Kwatisore-Kampung Muri (ruas ketiga terbesar) di perbatasan, tutupan hutan yang berada di non-kawasan hutan itu juga banyak yang telah hilang.

Ia pun menyebut, ruas keempat terbesar yang mengalami kerusakan ialah di Ruas Wamena-Elelim-Jayapura, Papua. "Ini justru kawasan hutan lindung dan konservasi yang paling banyak hilang," ucap Umi.

310