Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional, Nur Hidayati, menilai pemerintah saat ini tengah menjalankan Proyek Prioritas Strategis Nasional, yang sebagian besar itu merupakan proyek-proyek infrastruktur dan dilakukan di berbagai provinsi di Indonesia.
Sebagian besar dari proyek tersebut sifatnya top-down serta masih menerapkan model-model pembangunan yang sudah sejak lama dilakukan oleh pemerintahan negara ini mulai dari masa Orde Baru hingga sekarang.
“Dalam Proyek Prioritas Strategis Nasional ini atau biasa disebut sebagai major project, termasuk Jalan Trans Papua yang terdiri atas 9 ruas jalan. Mulai dari Kota Sorong sampai Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Proyek ini disebut-sebut sebagai proyek yang berusaha membuka keterisolasian wilayah Papua dan juga dapat menyambung (connectivity) dari berbagai wilayah di provinsi tersebut,” kata Nur, via Zoom dalam Diskusi dan Peluncuran Laporan Studi "Analisis Pengaruh Rencana Pembangunan Major Project Jalan Trans Papua terhadap Aspek Sosial-Ekologis Papua", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube WALHI Nasional pada Selasa, (6/7).
Yaya sapaan akrab Nur Hidayati menilai, Papua itu merupakan frontier atau batas wilayah terakhir dari hutan alam yang masih tersisa di Asia Tenggara dan ini merupakan salah satu warisan dunia sebenarnya.
"Karena fungsi dari hutan alam ini yang sangat besar terhadap stabilitas iklim, keanekaragaman hayati dan lain-lainnya," terangnya.
Menurut laporan-laporan dari berbagai panel ahli, baik itu ahli iklim dan ahli keanekaragaman hayati dunia, kata Yaya, menunjukkan bahwa kondisi iklim global dan keanekaragaman hayati dunia itu berada dalam ancaman. "Kami mengkhawatirkan bahwa proyek Jalan Trans Papua ini kemudian juga akan memunculkan dampak berantai akibat pembukaan wilayah-wilayah tersebut," ujarnya.
"Karena kita sudah ketahui seringkali di dalam pengalaman-pengalaman sebelumnya di mana jalan-jalan yang dibuka, yang dibangun melalui wilayah-wilayah hutan alam itu juga biasanya kemudian akan menjadi pemicu dari proses deforestasi, proses perusakan hutan yang lebih luas dan ini tentunya akan sangat mempengaruhi livelihood [penghidupan] dari kelompok-kelompok masyarakat adat dan masyarakat lokal yang sudah berdiam dan bergantung kepada hutan tersebut," ujarnya.