Jakarta, Gatra.com – Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan mempertanyakan masih ada Warga Negara Asing (WNA) asal Cina di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Darurat).
Syarief menyebutkan terdapat 20 WNA asal Cina tiba lagi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan pada Sabtu (3/7) lalu yang menjadi sorotan masyarakat.
Menurut Syarief Hasan, kejadian tersebut menunjukkan tidak tegasnya Pemerintah untuk melakukan pembatasan. Menurutnya, pemerintah harus dapat membatasi masuknya WNA bukan hanya melarang pergerakan masyarakat saja.
"Pemerintah mesti tegas, bukan hanya melarang pergerakan masyarakat, tetapi juga membatasi masuknya WNA dari beberapa negara yang terindikasi mengalami kenaikan kasus Covid-19,” ujar Syarief dalam keterangannya, Senin (5/7).
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menilai, masuknya WNA tersebut menjadi preseden buruk bagi Pemerintah. Sebab, masuknya WNA asal Cina, merupakan tindakan yang kontraproduktif dengan semangat untuk menekan penularan Covid-19.
“Kebijakan Pemerintah kontraproduktif dengan membiarkan WNA asal Cina masuk ke Indonesia. Meskipun, PPKM Darurat berlaku wajib di Jawa-Bali, tetapi seharusnya Pemerintah tetap melakukan pembatasan masuknya WNA ke Indonesia," ungkap Syarief.
Lebih lanjut, Syarief menilai, kejadian ini mirip dengan masuknya WNA asal Cina dan India pada saat pelarangan mudik lebaran. Dari kejadian tersebut, disinyalir membuat Covid-19 varian Delta masuk ke Indonesia dan menyebabkan angka penularan menjadi tinggi.
"Sejak awal, kami mendukung kebijakan pelarangan mudik lebaran hingga PPKM Darurat. Tetapi, kami menolak keras masuknya WNA yang berpotensi menjadi medium penularan, khususnya varian baru Delta yang menular di beberapa negara," ungkap Syarief.