Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki big data hasil pemeriksaan PCR dan swab antigen dalam sistem New All Record (NAR). Melalui sistem ini, Kemenkes mendapatkan laporan secara real time terkait pasien yang terkonfirmasi positif virus corona.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, via Zoom dalam konferensi pers secara virtual dengan topik Layanan Telemedicine untuk Pasien Isolasi Mandiri, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Senin pagi, (5/7).
"Ini saya kira bagus, jadi kita bisa monitor jumlahnya," kata Luhut yang baru saja diberi tuga oleh Presiden sebagai Koodinator Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Wilayah Jawa-Bali
Luhut mengungkapkan, jika dilihat dari 5 hari terakhir ini, angka kasus COVID-19 di Indonesia terus naik hingga yang tertinggi di tanggal 3 Juli 2021 mencapai 27.913.
Hari berikutnya, 4 Juli 2021, kata Luhut, mulai turun di angka 27.233 kasus yang telah terkonfirmasi positif virus corona. "Tapi ini saya kira akan berkisar di sini dan bisa akan naik lagi terus ke depan kalo kita tidak disiplin," sambungnya.
Luhut pun mengingatkan bahwasanya masa inkubasi itu selama 10-12 hari. Oleh karena itu, pemerintah memang betul-betul masih melihat dari sejak PPKM Darurat diberlakukan pada 3 Juli 2021 lalu hingga kira-kira 10-12 hari ke depan, yang diharapkan akan terjadi penurunan kasus positif virus menular tersebut.
"Kita berharap memang kalo bisa lebih awal, nah ini juga tergantung bagaimana nanti banyak kesembuhan," ungkapnya.
Luhut menyebut tingkat kesembuhan akibat COVID-19 di Tanah Air juga sangat tinggi, yaitu nomor 2 di dunia setelah Rusia. "Jadi, jika dilihat misalnya angka kesembuhan pada Minggu, (4/7) itu mencapai 13.127 dari 27.233 yang telah terinfeksi. Jadi sebenarnya ada plus minusnya mengenai ini," lanjutnya.
Kemudian juga dari data laporan tersebut, tambah Luhut, Kemenkes juga akan mengirimkan notifikasi dan kode untuk mengakses layanan telemedicine melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Dimana, sistem ini sudah dibangun oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mereka akan mulai kerjakan dan meminta kerjasamanya dari masyarakat.
"Pemerintah melakukan yang terbaik dan dari apa yang kami dapat sampai tadi malam, Presiden [Joko Widodo] juga nanya ke saya, saya bilang tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan bila kita semua mengerjakan sesuai dengan pekerjaan kita masing-masing," tegasnya.