Jakarta, Gatra.com – Biofarma dan perusahaan rintisan (startup) bioteknologi Nusantics menyebut bahwa alat deteksi Covid-19, BioSaliva yang baru diluncurkan secara terbatas mampu mendeteksi berbagai varian baru dari mutasi Covid-19.
Revata Utama, CTO Nusantics, dalam siaran pers yang diterima Gatra.com pada Minggu (4/7), menyampaikan, penggunaan BioSaliva maupun BioCov-19 yang dilucurkan sebelumnya bersama Biofarma dapat mendeteksi Covid-19 varian baru.
Varian baru Covid-19 yang bisa dideteksi oleh alat tersebut, yakni mutasi B 117 (Alpha), B 1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B 1.617.2 (Delta), B 1.617.1 (Kappa), B 1.525 (Eta), B 1.526 (Iota), B 1.466.2 (varian Indonesia), B 1.427/29 (Epsilon), dan C.37 (Lambda).
Menurut Revata, sampai saat ini belum ada produk alat uji Covid-19 di Indonesia yang dapat mendeteksi 10 varian mutasi Covid-19. ?Sejumlah varian baru Covid-19 tersebut di antaranya telah meyebar di sejumlah daerah.
"Kami sudah mengujinya dengan bioinformatics alignment terhadap puluhan ribu data Whole Genome Sequencing variant-variant tersebut," ujarnya.
Kemampuan mBioCoV19 mendeteksi semua varian yang beredar, lanjut Revata, dikarenakan pertimbangan atas target genes yang dipakai dalam desain PCR kit sejak tahun lalu. Gene E, M, S, dan N memiliki tingkat mutasi yang tinggi.
"Kami memilih target gene helicase (nsp-13) dan RdRp (nsp-12) yang sangat conserved (atau lebih tahan terhadap mutasi) dan sensitif," kata Revata.
Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir, menambahkan, ini merupakan kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. Meskipun Indonesia tertinggal 2-3 dekade ketimbang negara maju, namun Biofarma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi.
"Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji BioSaliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk. Masukan dari berbagai pihak ditahap limited release ini sangat membantu. Kita tidak boleh tertinggal," ujarnya.
Menurut Honesti, Biofarma saat ini tengah melakukan uji post market BioSaliva di 3 laboratorium, sejalan dengan limited release, yang ditunjuk oleh Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Kementerian Kesehatan (Kemekes).
Adapun lab tesebut, kata Honesti, yakni Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Lab Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Lab Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair).
Honesti juga menekankan bahwa dukungan selama sebulan ke depan dari berbagai pihak sangat penting untuk penyempurnaan produk yang diharapkan berguna untuk meningkatkan kapasitas tracing nasional.
Untuk mempermudah akses masyarakat kepada metoda tes yang nyaman ini, sejak 3 Juli 2021, pengecekan dengan menggunakan BioSaliva dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases). Akses kepada metoda tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra Biofarma.