Semarang, Gatra.com- Hari pertama pelaksanaan Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jumat (3/7) belum berjalan maksimal, karena masih terjadi banyak orang di pasar dan warung makan.
Demikian pula aktivitas masyarakat di luar masih ramai sehingga lalu lintas kendaraan di jalan raya di Kota Semarang terlihat padat, seperti kawasan Tlogasari, Supriyadi, Majapahit, Arteri Soekarno-Hatta, dan Wolter Monginsidi.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menyatakan, dari hasil peninjauan lapangan memang belum ada perubahan pada hari pertama pelaksanaan PPKM darurat. Masih banyak warga yang belum tertib, khususnya di pasar-pasar dan warung makan dengan makan ditempat tidak menerapkan menjaga jarak. “Saya melihat pelaksanaan PPKM darurat hari pertama, belum ada perubahan apa pun, khususnya kalau melihat di sekitar keramaian masih berjalan,” katanya.
Untuk menertibkan keramaian di pasar, lanjut Ganjar, kepala pasar harus menyiapkan tim jaga untuk menyampaikan kepada masyarakat. Kalau perlu dibuat jadwal karena ketentuannya pengunjung pasar hanya 50%.
Kepada para pemilik warung makan agar tidak lagi melayani makan di tempat, tapi makanan harus dibungkus dibawa pulang. “Pemilik warung makan mohon izin ya, tidak boleh ada yang makan di tempat, kalau dibungkus boleh. Daripada nanti didatangi sama Satpol PP dan ditutup warungnya,” ujarnya.
Melihat beberapa temuan di lapangan itu, Ganjar menyimpulkan pelaksanaan PPKM darurat masih belum menunjukkan adanya perubahan aktivitas maupun perilaku masyarakat.
Untuk itu akan melihat perkembangan selama dua hari pertama untuk menjadi bahan evaluasi ke depan mengingat PPKM darurat masih akan dilaksanakan sampai tanggal 20 Juli 2021. “Kita akan evaluasi pelaksanaan PPKM darurat dua hari ini, Sabtu-Minggu. Kalau mobilitas masyarakat masih tinggi seperti ini, apalagi ini hari Sabtu, rasanya penyekatan penting untuk dilakukan. Paralel dengan itu sosialisasi musti jalan,” ujarnya.