Blora, Gatra com- Angka kematian akibat Covid -19 di Kabupaten Blora Jawa tengah cukup tinggi. Dalam sehari saja terdapat 15 kasus kematian pasien Covid -19. Kondisi ini membuat tenaga Pemulasaran jenazah di RSUD mulai kewalahan.
Untuk mengatasi kondisi ini, Pemkab Blora Sabtu siang (3/7) membentuk relawan Pemulasaran jenazah Covid -19. Relawan tersebut terdiri dari perwakilan beberapa ormas keagaamaan dan organisasi masyarakat. Mulai NU, Muhammadiyah, LDII, MTA, hingga BAMAG dan PMI.
“Kami berharap nantinya tim relawan yang akan dikoordinatori langsung oleh Gus Labib (Ketua Komisi D DRPD Blora) ini bisa segera dibentuk dan disusun jadwalnya untuk standby dengan system shif di posko RSUD Blora. Kita sudah sediakan tenda di halaman belakang RSUD,” ucap Wakil Bupati Tri Yuli.
Pihaknya menyampaikan bahwa relawan ini terdiri dari SDM yang memang sudah terlatih dan terbiasa melakukan pemulasaraan jenazah. Sehingga tinggal diberikan arahan tentang protokol kesehatan dan penggunaan APD nya agar kesehatannya terjamin.
“Sementara ini sudah ada 22 nama yang terdaftar. Nanti bisa ditambah lagi. Untuk yang mengikuti pertemuan hari ini kita fokuskan untuk RSUD Blora. Sedangkan yang RSUD Cepu nanti juga akan kita bentuk, sehingga bisa di SK kan untuk menerima kesejahteraan. Kita juga ajak perwakilan BAMAG agar ketika ada jenazah dari non Islam bisa ikut tertangani dengan baik,” tambah Wabup.
Tidak hanya pemulasaraan jenazah di rumah sakit saja, relawan ini nantinya juga mengawal pengiriman jenazah hingga ke pemakaman. Pemkab akan mengupayakan adanya mobil untuk operasional.
Ketua Komisi D DPRD Blora Ahmad Labib Hilmy, yang dipercaya sebagai koordinator relawan ini meminta agar pihak RSUD tetap mengutamakan aspek kesehatan para relawan. “Kesehatan para relawan ini harus menjadi hal utama yang diperhatikan. Rumah Sakit tolong untuk memberikan pembekalan terlebih dahulu tentang prokesnya dan penggunaan APD,” ujar Gus Labib.
Hal ini pun langsung direspon Jamil Muhlisin, Kabid Pelayanan RSUD dr. Soetijono Blora yang juga hadir dalam pertemuan terbatas itu. Menurutnya RSUD sangat menyambut baik dan siap bekerjasama dengan para relawan.
“Kemarin di RSUD kami ada 9 kematian sehingga petugas pemulasaraan jenazah harus kerja ekstra. Bahkan pernah sehari menangani 15 jenazah Covid-19. Kondisi seperti ini jika terus berlanjut, kami khawatir tenaga pemulasaraan bisa kelelahan dan jatuh sakit. Oleh sebab itu dengan adanya relawan ini maka bisa berbagi tugas sehingga jenazah bisa segera tertangani dan tidak mengantri lama untuk kemudian dimakamkan,” paparnya.