Jakarta, Gatra.com– Wacana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) masih dilematis di tengah-tengah menanjaknya angka kasus harian Covid-19 beberapa hari terakhir ini. PTM di bulan Juli yang diamanatkan oleh Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang terbit Maret lalu pun terancam dibatalkan.
Pengamat Pendidikan dan Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan, memandang bahwa pendidikan selalu dikesampingkan dalam pembicaraan di publik. Ia menilai bahwa wacana yang berkembang sejauh ini selalu perang antara kesehatan dan ekonomi.
Bukik mewajarkan bahwa kesehatan harus menjadi isu arus utama di tengah masa krisi Covid-19 ini. Namun, ia juga bertanya-tanya kenapa persoalan pendidikan selalu dinomorduakan, terutama ketika dibandingkan dengan sektor ekonomi.
Bukik kemudian menduga bahwa alasan di balik penomorduaan pendidikan setelah ekonomi adalah karena pendidikan selalu dianggap sebagai pemboros anggaran. “Kenapa seperti itu? Karena selama ini pendidikan itu selalu dianggap cost-centre, unit yang menghabiskan anggaran lah dalam tanda kutip, bukan profit-centre,” tegas Bukik dalam diskusi publik virtual bertajuk Harap-harap Cemas PTM Terbatas: Mencari Solusi Pembelajaran di Tengah Pandemi yang digelar Jumat, (2/7/2021).
“Posisinya pendidikan selalu seperti itu. Jadi ketika kesehatannya jadi darurat memang akhirnya cost-centre-nya bergerak ke kesehatan semua,” imbuh Bukik. Dengan berlakunya PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 ini, PTM jelas tak akan terlaksana. Pasalnya, salah satu ketentuan yang tertuang dalam kebijakan tersebut adalah bahwa kegiatan belajar mengajar wajib dilakukan secara daring.