Jakarta, Gatra.com- Pengamat Pendidikan dan Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan, memandang bahwa pendidikan dan agama punya andil besar dalam mengubah perilaku masyarakat sepanjang sejarah negara Indonesia. “Dalam sejarah republik ini, perubahan perilaku yang masif sampai di level masyarakat itu selalu melibatkan dua institusi besar. Apa itu? Pendidikan dan agama,” ujar Bukik dalam diskusi publik virtual bertajuk Harap-harap Cemas PTM Terbatas: Mencari Solusi Pembelajaran di Tengah Pandemi yang digelar Jumat, (2/7/2021).
“Mau nyebut apa? Mau nyebut gerakan Wajib Belajar, mau nyebut KB, semua program-program yang sampai ke perubahan perilaku di masyarakat, itu selalu melibatkan kedua ini [pendidikan dan agama],” imbuh Bukik.
Hanya saja, dalam konteks hari ini, Bukik melihat bahwa pendidikan selalu ditempatkan sebagai objek, bukan sebagai subjek (pelaku). Ia menilai bahwa pendidikan tak digunakan sebagai alat penggerak perubahan. Padahal, ia menilai bahwa instrumen yang dimiliki negara yang bisa menyentuh sampai ke masyarakat bawah adalah pendidikan.
Bukik menyebut satu instrumen lain, yaitu ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan keluarga (PKK). “Ibu PKK dan pendidikan kalau mau fair. Itu instrumen yang jaringannya sampai di bawah. Nah, sayangnya, saya belum melihat bahwa ini digerakkan untuk bersikap lebih proaktif untuk membentuk perilaku-perilaku yang taat dengan protokol kesehatan. Itu belum kebangun,” ujar Bukik.
Soal pendidikan, Bukik menilai bahwa para pelaku pendidikan selalu bersikap defensif, baik itu di level guru, kepala sekolah, hingga pemerintah daerahnya. Ia mencontohkan bagaimana cara sistem pendidikan Indonesia merespons pandemi Covid-19. “Kebanyakan cenderung ke bersikap defensif. Itu masih seperti itu. Masih merespons terhadap pandeminya. Tidak melampaui pandemi itu,” ujar Bukik. Yang ia maksud dengan “melampaui pandemi” adalah keluar dari tekanan pandemi.
“Nah, ini kalau kita semua bisa sadar tentang peran dan mendorong pendidikan untuk bisa lebih proaktif untuk membentuk perilaku-perilaku New Normal, itu justru peran pendidikan akan sangat strategis,” tutup Bukik.