Jakarta, Gatra.com- Kasubdit Pelayanan Kegawatdaruratan Dit. Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Asral Hasan, mengungkapkan bahwa padamnya listrik PLN menjadi kendala utama macetnya produksi gas oksigen dari pemasok untuk rumah sakit rujukan Covid-19. “Kalau listrik padam mereka [pemasok oksigen] itu harus me-running lagi alat itu 8 jam kemudian,” ujar Asral dalam virtual talk show Bibir Covid Serial XXXIII & XXXIV yang digelar Kamis, (1/7/2021).

Situasi tersebut diketahui terjadi dalam rapat koordinasi Ditjen Pelayanan Kesehatan (Yankes) Kemenkes RI dengan supplier atau vendor oksigen yang berlangsung pada 22 Juni 2021 yang lalu. “Kita bersama dengan PLN agar juga menjaga pasokan listrik yang aman di daerah supaya produksi oksigen bisa benar-benar terbantu,” tambah Arsal.

Selain itu, dalam rapat tersebut Kemenkes juga mengingatkan para pemasok untuk memprioritaskan suplai gas oksigen bagi rumah sakit rujukan Covid-19 terlebih dahulu ketimbang bagi industri. Hal tersebut mesti dilakukan mengingat permintaan gas oksigen meninggi di tengah-tengah meroketnya kasus aktif harian Covid-19 baru-baru ini yang mencapai angka di atas 20.000 kasus per hari dalam kurun waktu lima hari terakhir.

Di samping itu, Kemenkes juga berpesan kepada para penyuplai agar berkoordinasi dalam satu komando untuk menyediakan kebutuhan oksigen bagi fasilitas kesehatan yang membutuhkan. “Kita meminta supaya oksigen itu semua dibuat satu pintu supaya ada koordinatornya yang bisa masuk ke rumah sakit. Jadi, tidak ada persaingan di antara vendor sehingga mereka mengutamakan untuk rumah sakit dulu sebelum ke industri,” pesan Arsal.

“Ini juga udah kita koordinasikan ke semua vendor, ya. Ini adalah upaya kita untuk mengatasi kelangkaan oksigen saat ini,” pungkas Arsal.