Beijing, Gatra.com– Presiden Cina Xi Jinping berjanji akan menyelesaikan "penyatuan kembali" negaranya dengan Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri. Dia pun menegaskan akan "menghancurkan" setiap upaya kemerdekaan formal pulau itu.
Dilansir Reuters, Kamis (1/7) pernyataan tersebut dia sampaikan saat peringatan ulang tahun ke-100 Partai Komunis yang berkuasa. Cina menganggap Taiwan yang diperintah secara demokratis, merupakan bagian dari wilayahnya.
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Cina tegas mengklaim kedaulatannya terhadap Taiwan. Upaya tersebut dilakukan dengan mengirim jet tempur dan pembom ke dekat pulau itu secara teratur.
“Mencari solusi terkait persoalan Taiwan dan mewujudkan penyatuan kembali tanah air adalah tugas sejarah yang tak tergoyahkan dari Partai Komunis Tiongkok dan aspirasi bersama semua orang Tiongkok,” kata Xi dalam pidatonya.
"Semua putra dan putri Cina, termasuk mereka yang terpisah Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan setiap upaya untuk kemerdekaan Taiwan," kata Xi.
Sebagai tanggapan atas pidato Xi, Dewan Urusan Cina Daratan Taiwan yang membuat kebijakan, mengatakan saat Partai Komunis telah mencapai "pembangunan ekonomi tertentu," hal itu tetap jadi kediktatoran yang menginjak-injak kebebasan rakyat Taiwan, dan sebagai gantinya harus merangkul demokrasi. "Kesalahan pengambilan keputusan historis dan tindakan berbahaya secara terus-menerus telah menyebabkan ancaman serius terhadap keamanan regional," tambahnya.
Menurutnya, rakyat Taiwan telah menolak "prinsip bersatu dengan Cina", dan saat Cina mengklaim pulau itu bagian dari negaranya, Beijing harus meninggalkan intimidasi militernya dan berbicara dengan Taipei pada pijakan yang setara. "Tekad pemerintah kami tegas membela kedaulatan negara, demokrasi dan kebebasan Taiwan serta menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," ujarnya.
Sebagian besar orang Taiwan tidak ingin diperintah Cina. Taiwan mengatakan, hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka, dan telah mengecam tekanan Cina.
Sementara Cina percaya, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen adalah seorang separatis yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan negaranya. Namun, Taiwan menganggap negaranya sudah jadi negara merdeka dengan nama resmi Republik Cina.
Selain itu, Cina tidak gentar menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Xi juga menyerukan proses "penyatuan kembali secara damai". Namun, Xi mengatakan tidak ada yang boleh "meremehkan tekad kuat, kemauan keras, dan kemampuan tangguh rakyat Tiongkok untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial". Pemerintah Republik Tiongkok (Cina) yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949, setelah kalah perang saudara dari Partai Komunis pimpinan Mao Zedong.