Solo, Gatra.com - Pusat Studi Transparansi Publik dan Antikorupsi (PUSTAPAKO) Universitas Sebelas Maret, Solo menggelar Workshop pengabdian masyarakat yang berlangsung secara daring Selasa (22/6) demi mencegah risiko kesehatan di tengah peningkatan kasus covid-19 saat ini.
Kepala PUSTAPAKO Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph.D. menyampaikan, kegiatan ini diadakan dengan tujuan memberikan pelatihan kepada guru sosiologi di Kota Surakarta agar dapat mengenal praktik insersi pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran yang diampu dalam hal ini Sosiologi.
Beberapa anggota PUSTAPAKO turut andil dalam pemaparan materi yaitu Kepala PUSTAPAKO Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph.D., Lies Nurhaini, S.Pd.,M.Si, Bagas Narendra Parahita, S.Pd. M.Si., Okta Hadi Nurcahyono, S.Pd., M.Si.,MA., dan Harwan Dharma Aji Manggala, S.Pd.
Proses insersi dapat dilakukan melalui eksplorasi, analisis, serta penyusunan video pembelajaran antikorupsi. Pustapako Bersama MGMP Sosiologi Kota Surakarta pada kegiatan ini membentuk tim untuk menyelesaikan project pembuatan video antikorupsi yang nantinya dapat dimanfaatkan Guru Sosiologi di Kota Surakarta dalam praktik pembelajaran sebagai optimalisasi TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge).
Kepala PUSTAPAKO dalam sambutannya menyatakan, menjadi pendidik harus beradaptasi dengan keadaan yang ada. "Misalnya seperti teknologi, pendidikan harus berjalan beriringan dengan teknologi agar semakin berkembang," kata Khresna. Ia juga menjelaskan terkait dengan pendidikan anti korupsi, dalam pendidikan dapat disematkan sembilan nilai-nilai anti korupsi.
Ketua MGMP Sosiologi Kota Surakarta, Bahrudin menanggapi kegiatan ini banyak hal positif yang bisa bisa didapatkan, seperti penenalan terhadap pengembangan media pembelajaran yang bervariasi sehingga semakin menambah wawasan guru dalam mengajar.
"Kegiatan ini semakin memotivasi kami terkait Mencetak karakter peserta didik yang berkualitas dan berkepribadian unggul, serta mampu menghilangkan budaya korupsi dari lingkungan masyarakat malalui mata pelajaran sosiologi, kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut sehingga mampu menghasilakkan media media pembelajaran atau buku ajar yang berkualitas sehingaa kita bersama bisa memberantas korupsi dari bumi Indonesia.”
Selama diskusi juga terungkap pentingnya nilai-nilai anti korupsi perlu di inersi-kan kedalam mata pelajaran sosiologi. Karena pada dasarnya pelajaran sosiologi mempunyai cakupan yang luas. Tidak hanya berurusan dengan pendidikan, namun dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian diharapkan siswa dapat terinternalisasi nilai-nilai anti korupsi sehingga menjadi pribadi yang baik bagi masyarakat sekitar. Namun hal ini perlu didukung dengan metode dalam mengemas pembelajaran sosiologi menjadi lebih menarik. Menggunakan teknologi khususnya media sosial sebagai media pembelajaran tentu menjadi alternatif baru bagi guru.
Di akhir acara beberapa guru menyampaikan bahwa dengan diadakannya acara ini mampu memberi insight baru terhadap metode pembelajaran di abad 21 dengan menggunakan teknologi sebagai medianya. Nilai-niali anti korupsi juga perlu disematkan dalam mata pelajaran sosiologi karena keduanya saling relevan dan bisa saling mendukung dalam hal materi pembelajaran.
Diharap pula, kerja sama terkait bidang pendidikan terus terjalin antara MGMP Sosiologi Kota Surakarta dengan Universitas Sebelas Maret khususnya Pusat Studi Transparansi Publik dan Anti Korupsi (PUSTAPAKO). Kerjasama antara Pustapako UNS dan MGMP Sosiologi Kota Surakarta dapat memberikan dampak positif terhadap penguatan pendidikan anti korupsi pada siswa setingkat MA/SMA.