Jakarta, Gatra.com – Jaksa Agung ST Burhanuddin meresmikan dimulainya pembangunan gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung). Sebelumnya, gedung tersebut mengalami kebakaran hebat pada Sabtu malam, 22 Agustus 2020 lalu. Arsitektur bangunan gedung utama Kejagung baru ini memiliki 3 nilai filosofis.
Burhanuddin dalam konferensi pers peletakan batu pertama pada groundbreaking Pekerjaan Proyek Terintegrasi Rancang Bangun Gedung Utama Kejagung, Jakarta, Senin (28/6), menyampaikan, ketiga nilai filosofisnya, yakni terdapat 3 sayap terintegrasi dalam satu kesatuan bangunan yang menggambarkan makna Tri Krama Adhyaksa.
Ia menjelaskan, sayap barat akan terdiri dari 22 lantai menggambarkan tanggal lahir Kejaksaan, sayap timur terdiri dari 7 lantai menggambarkan bulan kelahiran Kejaksaan, dan di sayap utara terdiri dari 11 lantai merupakan pengejawantahan dari 11 pasang bulir untaian padi yang ada pada lambang Kejaksaan yang bermakna kesejahteraan.
Menurutnya, pembangunan gedung utama Kejagung ini harus menjadi landmark wajah penegakan hukum di Indonesia, karena kiprah Kejaksaan merupakan cerminan penegakan hukum di mata masyarakat Indonesia maupun dunia internasional.
"Sudah barang tentu dengan penguatan sarana dan prasarana yang lebih representatif melalui pembangunan gedung kantor ini," katanya.
Ia berharap pembangunan gedung utama Kejagung ini menjadi momentum untuk semakin meningkatkan peranan Kejaksaan dalam menjamin kualitas dan profesionalitas penegakan hukum yang berkeadilan.
Gedung utama Kejagung ini akan dibangun di lahan bekas gedung seblumnya. Luas tanahnya 10.571 M2. Sedangkan luas bangunan 43.669 M2. Burhanuddin secara pribadi maupun atas nama pimpinan Kejaksaan Republik Indonesia, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan kantor utama Kejagung.
"Untuk itu, kita sepatutnya bersyukur, karena peletakan batu pertama merupakan langkah awal, yang akan menentukan kokoh tidaknya bangunan ini kelak," ujarnya.
Ia menuturkan, masih jelas terlintas dalam ingatan mengenai peristiwa kelam yang amat memukul semua, yaitu terbakarnya gedung utama Kejagung yang menjadi cobaan berat. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan daya juang Kejaksaan dalam melaksanakan tugas.
"Terbukti pelayanan kantor Kejaksaan tidak terhenti dengan terbakarnya gedung, operasional kantor tetap berjalan sebagaimana mestinya, bahkan di tengah keterbatasan tersebut, berbagai prestasi berhasil kita raih," katanya.
Seremoni peletakan batu pertama pembangunan ini, selain merupakan ungkapan syukur atas realisasi konkret niatan baik bersama untuk mendukung kinerja Kejaksaan, juga menjadi sebuah gambaran dari kerja sama yang baik antara pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan ini.
Burhanuddin berharap bentuk perhatian tersebut haruslah dijawab dengan kesungguhan dan keseriusan Kejaksaan dalam meningkatkan hubungan kerja sama dan sinergi di antara semua pihak yang terlibat, dalam rangka mewujudkan keberhasilan bersama.
Seiring tegak dan kokohnya pembangunan gedung kantor ini, lanjut Burhanuddin, harus berbanding lurus dengan semakin tegak dan terjaganya supremasi hukum.
Pembangunan gedung kantor Kejagung ini juga hendaknya menjadi tonggak yang dapat memperbarui semangat pengabdian, terlebih dalam memberikan pelayanan publik yang optimal, guna memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Kejaksaan.
Burhanuddin mengungkapkan, cepatnya reaksi pemerintah dalam menganggarkan pembangunan gedung utama Kejagung di tengah pandemi Covid-19, merupakan wujud kepercayaan dari Pemerintah kepada institusi Kejaksaan dalam pelaksanaan penegakan hukum di Indonesia.
"Untuk itu, mari kita jaga kepercayaan tersebut dengan membuktikan bahwa kita adalah ujung tombak penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia," ujarnya.
Burhanuddin meresmikan pembangunan gedung utama Kejagung didampingi Wakil Jaksa Agung, Setia Untung Arimuladi; para Jaksa Agung Muda, Kepala Badan Diklat dan Para Staf Ahli Jaksa Agung, serta Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia (KKRI).
Selain itu, hadir dari pihak kontraktor pelaksana, yakni Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PT PP), Noval Arsyad; beserta jajaran direksi, dan Direktur Utama PT Virama Karya (Persero), Jusarwanto; selaku Kontraktor Manajemen Konstruksi (MK).