Home Gaya Hidup Bikin Konektor Masker Sendiri, Ternyata Digemari 

Bikin Konektor Masker Sendiri, Ternyata Digemari 

Karanganyar, Gatra.com - Konektor masker dengan sentuhan estetika sedang digemari kaum hawa. Hal itu dijadikan peluang bisnis warga Kelurahan Lalung, Karanganyar, Jateng, Aris Widodo.

Di tangan pria ini, manik-manik dan tali satin dipadukan menjadi konektor masker cantik. Fungsi menyambungkan dua ujung masker dengan material estetika ditebus dengan harga terjangkau. Aris membuatnya belum secara massal. Produksinya masih sebatas memenuhi pesanan dari karib kerabat.

"Modalnya enggak terlalu besar. Kapasitas produksi juga masih terbatas. Maklum, saya mengerjakan pesanan konektor selepas kerja. Dulu saat masih longgar waktunya, bisa ngerjain nonstop. Bikin kayak gini belajar dari tutorial di Youtube. Lalu mencoba sendiri. Ternyata bisa. Hasilnya, banyak yang suka," kata Aris kepada Gatra.com, Sabtu (26/6).

Merangkai kerajinan bukan hal baru bagi dirinya. Dari semula membuat gelang genitri, kini konektor masker. Seluruh benda itu berukuran kecil sehingga perlu cermat dan tekun. Desainnya sederhana namun menarik. Ukurannya bisa disetel sesuai keinginan. Tak hanya wanita berjilbab yang memakainya. Namun juga agar terlihat menarik bagi mereka yang tanpa hijab. Selain konektor yang dipakai menyambungkan dua ujung masker, Aris juga membuat jenis yang dijuntaikan mirip kalung.

"Bahan-bahannya tidak buat sendiri. Tapi beli di toko aksesori di Solo. Namun saya kemudian beralih beli bahan secara online karena jatuhnya lebih murah untuk ukuran partai, bukan eceran," katanya lagi.

Bahan yang dipakai seperti tali, mutiara sintetis, manik-manik dan kristal ceko.

Dari tali jenis satin yang dikepang kemudian dimasuki material pemanis seperti manik-manik dan sebagainya. Ukuran panjang tali beragam sesuai kebutuhan. Ada yang 15 cm, juga ada yang panjang 18 cm.

"Takutnya kewalahan kalau banyak orderan. Ini saja hanya bikin sesuai pesanan dari teman-teman. Soalnya, kebanyakan masih saya buat sendiri. Terkadang kalau ada teman sesama pramuka mau ikut membantu, ya hasilnya saya beli," katanya.

Keuntungan yang dihasilkan memang belum seberapa. Meski begitu, hasil kerajinannya yang disukai banyak orang, sudah membuatnya puas. Sebab selain harga terjangkau dan unik, Aris memberi garansi ke konsumen. Jika konektor atau kalung masker rusak, ia bersedia memperbaiki. Aris sendiri belum memasang merek dagang di produk UMKM miliknya. Saat ini, masih dikemas dengan plastik transparan. Mengenai harga jual, tentu tidak bikin kantong bolong. Aksesori dari bahan tali saja untuk konektor maupun cantolan masker, dibanderol Rp 7 ribu per pcs. Sedangkan yang berbahan mutiara sintetis Rp 15 ribu. Sedangkan tali bejuntai kristal ceko Rp 17.500.

"Dengan uang segitu, tak terlalu mahal saya kira. Bisa bergaya meski pakai masker. Enggak sayang juga mengeluarkan uang segitu. Aksesori memang sifatnya begitu. Menarik jika dipakai dan enggak mahal," katanya.

 

3111