Jakarta, Gatra.com - Pekan ini angka pasien Covid-19 di tanah air melonjak tajam. Kenaikan infeksi Covid-19 terlihat di jantung ibu kota DKI Jakarta. Pada 25 Juni 2021, angka kasus baru Covid-19 di Jakarta mencapai 6.934. Bahkan, dari kasus tersebut terdapat lebih dari 70 pasien terinfeksi varian delta.
Atas kejadian itu, berbagai kalangan mendesak pemerintah untuk menerapkan lockdown regional di daerah yang disinyalir zona merah. Pemerhati kesehatan sekaligus Komisaris Utama PT Biotech Methodologi Tubuh Indonesia, Wibisono mengatakan, pemerintah punya dua opsi kebijakan yang dapat diambil, yakni PSBB ketat atau lockdown regional.
Menurut pria yang karib disapa Wibi itu pilihan yang dapat diambil pemerintah yakni lockdown regional. Yakni memprioritaskan lockdown bagi daerah dengan insiden Covid-19 tertinggi.
“Lockdown juga jadi opsi yang disarankan karena berkaca pada negara-negara yang sukses mengatasi pandemi Covid-19, Beberapa di antaranya seperti Australia, Jerman, Belanda, dan beberapa negara lainnya di Eropa, salah satu solusinya adalah dengan menjaga imunitas dengan suntik immune booster,” ujar Wibisono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (25/6).
Berdasarkan data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit di tiap provinsi Pulau Jawa sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen.
BOR RS di Jakarta telah mencapai 84 persen, Jawa Barat 81 persen, Banten 79 persen, Jawa Tengah 79 persen, dan Yogyakarta 74 persen. Selain itu, BOR ICU di sembilan daerah sudah mencapai 100 persen, antara lain Serang, Bandung Barat, Majalengka, Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Pekalongan, Rembang, dan Jepara.
Kondisi tidak stabil juga dialami oleh wilayah DKI, Jakarta Pusat 86 persen, Jakarta Barat 84 persen, Jakarta Timur 78 persen, Jakarta Selatan 75 persen, dan Jakarta Utara 69 persen. “RS selalu menyediakan kapasitas untuk yang terpapar Covid-19, tapi ada keterbatasan pada daerah yang fasilitasnya sedikit dan ternyata kasusnya banyak, RS sudah mulai kewalahan dalam menerima pasien,” katanya.
Wibi menyarankan, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan peran Puskesmas atau klinik swasta untuk pencegahan Covid-19 dengan test swab untuk antisipasi pasien positif. Founder pelayanan kesehatan Tftt-Biotech itu mengaku sudah lebih dulu memulai inisiatif tersebut dengan membuka klinik khusus serta menyediakan produk immune booster bagi masyarakat di Kawasan Tomang Raya, Jakarta.
Pihaknya juga membantu program pemerintah untuk pencegahan dan pengobatan Covid dengan cara suntik immune booster dimulai dari pejabat dan tokoh penting masyarakat. “Banyak pejabat yang sudah menjadi langganan kami antara lain Kepala KSP Pak Moeldoko, Kepala BNPT Pak Boy Rafli Amar, Komisaris BRI Zulnahar Usman, aparat TNI-Polri dan para artis serta pengusaha,” pungkas Wibisono.