Banyumas, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Banyumas mempercepat operasional rumah sakit (RS) darurat Covid-19. RS yang memanfaatkan ruangan Hotel Rosenda Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ini mulai beroperasi Jumat (25/6).
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, RS darurat ini sebagai upaya mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Sebab, saat ini, jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) baik di ruang ICU maupun isolasi di RS rujukan Covid-19 Banyumas sudah mencapai 93 persen.
"Sedangkan (kasus aktif Covid-19) naiknya kan cepat. Pertama kali kita beritahu masyarakat kan masih 56 persen. Kemarin sudah 88 persen, (Jumat) hari ini 93 persen. Kalau tidak ditambah tempat tidur dengan fasilitas yang ada nanti bisa di atas 100 (pasien) yang datang kan nanti (dirawat) di luar ruangan," kata dia, usai membuka operasional RS darurat di Hotel Rosenda Baturraden, Jumat.
Dia mengatakan, RS darurat ini sebetulnya dapat menyediakan 330 tempat tidur. Namun, untuk tahap pertama, saat ini sudah tersedia 20 tempat tidur. Selanjutnya akan ditambah lagi hingga 80 bed sampai memenuhi angka maksimal.
Husein berharap, tambahan jumlah tempat tidur ini dapat menekan angka BOR hingga di bawah 80 persen. Sehingga pelayanan bagi pasien Covid-19 dapat terpenuhi.
"Pasien Covid-19 yang dirawat ini hanya yang bergejala ringan dan sedang. Untuk yang gejala sedang sampai sangat berat tetap dirawat di RS rujukan. Secara bertahap, nanti yang masih karantina di sini akan pindah. Tidak langsung semuanya," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto mengatakan, pihaknya sudah menyediakan tenaga kesehatan yang bertugas di RS darurat. "Saat ini sudah ada 4 dokter gabungan dari RSUD Banyumas, RSUD Ajibarang dan Dinas Kesehatan. Perawat ada 12 orang nanti ada perekrutan dari Dinkes. Tenaga lainnya didukung dari RSUD Banyumas dan Ajibarang, jadi kita gotong royong," kata dia.
Selain itu, kata Sadiyanto, RS darurat ini juga menyediakan fasilitas rontgen mobile untuk memeriksa paru-paru pasien. Jadi pasien tidak hanya menjalani pemeriksaan PCR saja.