Yogyakarta, Gatra.com - Luncuran awan panas Gunung Merapi terjauh pada Jumat (25/6) hingga 3 kilometer ditengarai karena kestabilan kubah lava terganggu lantaran adanya suplai magma ke permukaan. Kubah Merapi saat ini diperkirakan terisi 1 juta meter kubik magma dari total kapasitas 10 juta meter kubik.
Pada Jumat (25/6), Badan Balai Penyelidikan danPengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan terjadi tiga kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 3 kilometer ke arah tenggara dan kolom asap setinggi 1.000 meter di atas puncak.
Awan panas guguran tersebut menyebabkan terjadinya hujan abu di beberapa wilayah di sektor tenggara Gunung Merapi. Selama 2021, guguran lava teramati sebanyak 206 kali dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya dan 600 meter ke tenggara.
"Aktivitas Merapi tadi pagi bersifat erupsi efusif yang dimulai sejak 4 Januari 2021. Aktivitas erupsi ini berupa pertumbuhan kubah lava dan pembentukan awan panas serta guguran lava," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat jumpa pers daring, Jumat sore.
Aktivitas guguran dan awan panas meningkat karena kestabilan kubah lava mulai terganggu. Kondisi ini karena volume kubah lava semakin besar dan adanya tekanan suplai magma dari dalam gunung.
Seperti erupsi-erupsi efusif sebelumnya, menurut Hanik, aktivitas erupsi saat ini masih sama dengan rata-rata laju pertumbuhan kubah lava 23 ribu meter kubik per hari.
"Saat ini seismisitas dan deformasi sedang meningkat, menandakan penambahan suplai magma masih berlangsung dan fase erupsi belum akan berakhir," ujarnya.
Pasokan magma dari dapur magma ke kubah lava juga akan terus terjadi. Pasalnya volume kubah lava dengan keterisian hingga 10 juta meter kubik saat ini baru terisi 1 juta meter kubik.
"Dengan adanya suplai dari dalam, ke depan juga bisa menimbulkan erupsi eksplosif. Data sekarang ini, ada eksposif hanya dalam radius sampai 3 kilometer dan berskala kecil," katanya.
Dari pengamatan, kubah lava di sebelah barat daya mencapai volume 1,4 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan sebesar 11 ribu meter kubik per hari. Sedangkan kubah lava tengah sebesar 2,1 juta meter kubik per hari dengan laju pertumbuhan 12 ribu meter kubik per hari.
Hanik memaparkan potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lawa dan awan panas. Arahnya di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Selain itu, potensi bahaya juga ada di sektor tenggara yaitu di Sungai Gendol sejauh maksimal 5 kilometer dan Sungai Woro sejauh 3 kilometer. "Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," katanya.