Home Kesehatan LIPI Kembangkan SRIKANDI, Sistem Uji Klinis yang Fleksibel

LIPI Kembangkan SRIKANDI, Sistem Uji Klinis yang Fleksibel

Cibinong, Gatra.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai bahwa kualitas data uji klinis merupakan hal penting untuk mencapai cara uji klinis yang baik (CUKB). Lembaga tersebut melihat bahwa kualitas data uji klinis dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah integritas data.

Oleh karena itu, LIPI secara resmi meluncurkan SRIKANDI (Sistem Rekam Uji Klinis Andalan Indonesia) untuk Multi Center Clinical Trial (uji klinis) pada Jumat, (25/6). SRIKANDI merupakan aplikasi berbasis web yang mendukung akuisisi, manajemen, pengolahan/analisis data, monitoring dan audit uji klinis dengan single atau multiple center.

LIPI mengklaim bahwa sistem tersebut dapat mendorong kegiatan uji klinis mencapai akurasi dan kepatuhan regulasi. Hal tersebut sesuai dengan kriteria CUKB yang diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk pengawasan pelaksanaan uji klinis.

Sejak tahun 2020, tim LIPI telah mengembangkan platform manajemen data uji klinis untuk multi center clinical trial (MCCT) bersama dengan BRIN dengan dukungan dari ahli dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Platform MCCT ini juga dikonsultasikan dan diuji oleh inspektor dari BPOM.

“Kebutuhan obat untuk mengatasi pandemi Covid-19 menggerakkan para peneliti untuk mempermudah jalannya uji klinis kandidat obat. Platform ini diharapkan dapat membantu pelaksanaan uji klinis obat di berbagai rumah sakit, karena data-data yang dihasilkan selama uji klinis dapat tersimpan dengan rapi,” ungkap Pelaksana Harian Kepala LIPI, Agus Haryono.

Agus menambahkan bahwa platform MCCT yang dinamai SRIKANDI ini dipercaya akan mampu mempermudah kinerja tim peneliti uji klinis sekaligus dapat mendongkrak ketertinggalan Indonesia dalam pelaksanaan uji klinis di dunia.

“Keberhasilan pengembangan SRIKANDI ini menjadi bukti manfaat kolaborasi multidisiplin antara peneliti bidang informatika dan kesehatan, serta kolaborasi dari berbagai jenis profesi,” tegas Agus.

Sementara itu, Kepala Pusat Inovasi dan Pemanfaatan Iptek, Yan Rianto mengharapkan SRIKANDI dapat mendukung kegiatan uji klinis di Indonesia yang menghasilkan data yang sahih, dapat dipercaya, dan kredibel. “SRIKANDI dapat digunakan sebagai bukti dasar manfaat dan keamanan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan, dalam rangka upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Yan.

Sistem tersebut dapat diakses melalui tautan berikut: https://mcct.hpc.lipi.go.id.


 

288