Karanganyar, Gatra.com- Kabupaten Karanganyar mencatat tingginya kasus harian dalam beberapa hari terakhir. Klaster keluarga dituding jadi penyebab utama. Maka, isolasi mandiri di dalam rumah tidak lagi dianjurkan.
Penjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwati mengatakan isolasi mandiri di rumah berisiko menularkan Covid-19 ke anggota keluarga lain. Ia mengantongi data pemakaian masker tak sampai 50 persen. Kepatuhan menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir juga rendah.
"Di dalam rumah itu ada lansia, bayi yang rentan tertular. Apa ada jaminan prokesnya ketat. Padahal kalau isolasi itu, kontaknya diminimalisasi. Makan juga pakai peralatan pribadi, kamarnya sendiri. Namun yang ada sekarang, anggota keluarga delapan orang hanya punya empat kamar. Lalu gimana isolasinya?" kata Purwati di hadapan ketua satgas Covid-19 dari 17 kecamatan di ruang podang 1 Setda Karanganyar, Kamis (24/6).
Ia menyebutkan data Covid-19 per Rabu (23/6) sebanyak 995 kasus aktif. Dari jumlah itu, 292 rawat inap dan 703 isolasi mandiri. "Penularan terbanyak dari klaster keluarga. Pekan terakhir, peningkatan kasus 100 lebih per hari. Mengalahkan penularan dari klaster hajatan dan piknik," katanya.
Ia mendesak dibuat tempat isolasi terpusat yang berdekatan domisili. Bisa dibuat di lingkup desa maupun kecamatan. Hanya saja, satgas PPKM mikro perlu menyediakannya secara standar, yakni memiliki ventilasi, air bersih, kamar mandi dan alat makan pribadi.
Sementara itu Camat tawangmangu, Rusdiyanto mengatakan satgas PPKM mikro di desa sudah menyiapkan tempat isolasi terpusat di kantor desa. Satgas Covid-19 kecamatan Tawangmangu juga membuka aula kantor kecamatan untuk rumah isolasi terpusat. "Belum dipakai semuanya. Itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus dan tak tertangani. Di aula kantor kecamatan bisa menampung sampai isolasi delapan orang. Suplai makanan dan obat-obatan siap," katanya.
Sebelumnya, Balai Desa Paulan, Colomadu juga menyiapkan rumah isolasi berdaya tampung 10 orang.