Home Internasional Ganasnya Varian Baru COVID-19 'Delta Plus' di India

Ganasnya Varian Baru COVID-19 'Delta Plus' di India

Bengaluru, Gatra.com - India pada Selasa (22/6) lalu menyatakan bahwa varian virus corona baru “Delta”menjadi perhatian serius pemerintah, dan mengatakan hampir dua puluh kasus telah terdeteksi di tiga negara bagian.

“Varian yang diidentifikasi secara lokal sebagai "Delta plus", ditemukan dalam 16 kasus di negara bagian Maharashtra,” kata Sekretaris Kesehatan Federal Rajesh Bhushan pada konferensi pers, dikutip Reuters, Rabu (23/6).

Kementerian mengatakan Delta plus menunjukkan peningkatan penularan dan menyarankan negara bagian untuk meningkatkan pengujian.

Pada hari Senin, India memvaksinasi 8,6 juta orang karena mulai menawarkan suntikan gratis untuk semua orang dewasa, meski para ahli masih meragukan itu dapat mempertahankan kecepatan penularan yang terjadi.

"Ini jelas tidak berkelanjutan," pakar kebijakan publik dan sistem kesehatan, Chandrakant Lahariya mengatakan kepada Reuters.

"Dengan drive satu hari seperti itu, banyak negara bagian telah mengkonsumsi sebagian besar stok vaksin mereka saat ini, yang akan mempengaruhi vaksinasi dalam beberapa hari ke depan," tambahnya.

Lahariya menyebut dengan pasokan vaksin yang diproyeksikan saat ini disiapkan untuk beberapa bulan ke depan, maka tingkat harian maksimum yang dapat dicapai adalah 4 hingga 5 juta dosis.

Upaya tersebut sejauh ini telah mencakup sekitar 5,5 persen dari 950 juta orang yang memenuhi syarat, meskipun India adalah produsen vaksin terbesar di dunia.

Gelombang kedua yang menghancurkan selama bulan April dan Mei membanjiri layanan kesehatan, menewaskan ratusan ribu orang. 

Gambar-gambar kobaran api pemakaman di tempat parkir menimbulkan pertanyaan tentang peluncuran vaksin yang dinilai kacau selama ini.

Sejak Mei, vaksinasi rata-rata kurang dari 3 juta dosis sehari, jauh lebih sedikit dari 10 juta yang dikatakan pejabat kesehatan sangat penting untuk melindungi jutaan orang, yang rentan terhadap lonjakan baru.

“Khususnya di pedesaan, di mana dua pertiga dari populasi 1,4 miliar jiwa dan sistem perawatan kesehatan sering kewalahan,” kata para ahli.

Ibukota negara juga menghadapi kesulitan. Pihak berwenang di New Delhi mengatakan lebih dari 8 juta penduduk belum menerima dosis pertama dan menyuntikkan semua orang dewasa di sana akan memakan waktu lebih dari satu tahun.

India telah memberikan vaksin AstraZeneca, yang dibuat secara lokal oleh Serum Institute of India, dan vaksin buatan sendiri bernama Covaxin yang dibuat oleh Bharat Biotech.

Pekan lalu, pihak Serum Institute mengatakan akan berencana untuk meningkatkan produksi bulanan menjadi sekitar 100 juta dosis mulai Juli. Bharat sekarang memperkirakan akan menghasilkan 23 juta dosis per bulan.

Pada hari Selasa, saluran televisi CNBC-TV18 melaporkan bahwa data fase-3 untuk Covaxin menunjukkan kemanjuran 77,8 persen.

India mungkin juga akan segera meluncurkan vaksin Sputnik V Rusia secara massal, dan pemerintah mengharapkan untuk mengimpor vaksin tahun ini dari pembuat besar vaksin seperti Pfizer.

Meskipun infeksi baru di India telah turun ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan, para ahli mengatakan vaksinasi harus ditingkatkan karena munculnya penularan varian baru.

Data kementerian kesehatan menunjukkan India melaporkan pada hari Rabu 50.848 infeksi COVID-19 baru selama 24 jam terakhir.

Total infeksi negara itu sekarang mencapai 30,03 juta, menurut penghitungan Reuters. India juga mencatat 1.358 kematian lagi, sehingga jumlah kematian menjadi 390.660.

392

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR