Rembang, Gatra.com – PT Semen Gresik (SG) mendukung pelatihan peningkatan pengolahan bahan tambang menjadi bata interlock di Desa Tahunan, Kecamatan Sale, Rembang, Jawa Tengah. Pelatihan yang digagas Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah tersebut sebagai bagian dari upaya peningkatan kemandirian ekonomi dan penuntasan kemiskinan di Jateng.
Dalam pelatihan itu, PT Semen Gresik menerjunkan pemateri yang memiliki keahlian teknis pada pembuatan produk inovatif bata interlock. SG mendukung kegiatan ini sebagai bentuk upaya menjawab tantangan dalam pemanfaatan limbah tambang menjadi produk yang bernilai ekonomi di desa sekitar pertambangan batu kapur. Sebanyak 20 peserta secara terbatas mengikuti dengan penuh antusiasme dengan penerapan disiplin protokol kesehatan.
Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, bahwa kegiatan ini menjadi upaya “gotong royong” dalam membantu menuntaskan kemiskinan yang telah diamanatkan oleh Gubernur Jawa Tengah. Melalui program Desa Dampingan di Desa Tahunan, kawasan yang berada di area tambang ini dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki secara maksimal.
“Meningkatkan pendapatan masyarakat adalah salah satu solusi dalam menuntaskan kemiskinan. Dalam merealisasikan hal itu, terdapat upaya yang harus dilakukan, antara lain memberikan ruang bagi masyarakat untuk meningkat penghasilannya. Saya sangat berharap kepada Semen Gresik Pabrik Rembang untuk mari turut serta dalam mewujudkannya secara bersama-sama,” ujarnya.
Sujarwanto melanjutkan, terdapat tiga hal yang dapat disinergikan secara bersama. Satu, harus dapat mengelola bahan tambang yang baik. Kedua, harus bisa menjaga lingkungan dengan baik, dan ketiga harus bisa memakmurkan rakyat di sekitar tambang.
Kepala Unit Komunikasi dan CSR PTSG, Dharma Sunyata, menakankan dukungan SG dalam pelatihan ini sebagai pengenalan inovasi Interlocking Brick Wall Development yang digagas SIG Group pada tahun 2019 lalu. Sehingga nantinya pelatihan ini dapat dimaksimalkan sebagai bidang usaha yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Bata interlock ini memiliki sejumlah keunggulan dibanding produk sejenisnya. Salah satunya lebih tahan akan guncangan gempa, karena bata ini mirip dengan lego (permainan bongkah plastik) sehingga ada bagian yang saling mengunci dan menguatkan,” kata Dharma, Rabu, (23/6).
Dharma juga melihat antusiasme para peserta sangat bagus selama pelatihan berlangsung. Hal ini imbuhnya, terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama proses pemaparan materi hingga praktek. Dharma optimis jika masyarakat dapat memaksimalkan potensi sumber daya di wilayahnya menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.
Di sisi lain, kualitas bata interlock memiliki keunggulan yang jauh lebih efisien dan ekonomis karena pemasangannya minim semen dan pasir. Selain itu, penggunaan bata interlock juga memangkas waktu dalam proses pembangunan sehingga menekan banyak biaya bagi para konsumen.