Rembang, Gatra.com - Dalam waktu sepekan, dua pegawai Perhutani Mantingan meninggal dunia akibat Covid -19. Mereka adalah Penguji muda TPK Mantingan dan kepala TPK Medang. Keduanya telah dimakamkan di TPU Mantingan Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang.
Ketua Serikat Pegawai Perum Perhutani (SP2P) Hari Juli P mendorong agar dilakukannya Work From Home (WFH) untuk kedua TPK tersebut. Mengingat aktivitas pegawai di kedua TPK banyak menimbulkan kerumunan dan rawan terjadi pelanggaran protokol kesehatan (Prokes).
"Bagi teman-teman di TPK Mantingan ataupun lockdown di kedua TPK. Mengingat untuk TPK Mantingan sekarang baru masuk zona merah. sedangkan karyawan bagian tenaga angkut dan bongkar banyak berkerumun dan tanpa memperhatikan protokol kesehatan," katanya, Rabu (23/6).
Juli berharap managemen Kawasan Pemangku Hutan ( KPH ) Mantingan bisa memberikan ketegasan bagi para tenaga angkut di TPK untuk memperhatikan Prokes.
"Kita minta Prokes ketat diterapkan untuk mencegah penyebaran virus. Karena sebagian besar tenaga angkut ini warga Mantingan yang saat ini wilayah itu cukup tinggi kasus Covid -19 nya," ujarnya.
Sementara itu ketua Serikat Karyawan (Sekar) Arif Yudiarko menyayangkan sikap managemen yang kurang tanggap dengan tidak memberikan asupan nutrisi maupun vitamin bagi karyawan.
"Nutrisi berupa vitamin, madu dan minyak kayu putih hanya diberikan mitra kerja. Tapi karyawan tidak. Kami berharap jajaran managemen mengutamakan karyawan untuk diberikan nutrisi itu," pintanya.
Sementara itu administratur KPH Mantingan Marsaaid mengatakan untuk aktivitas di TPK Mantingan akan di lockdown sementara. Sedangkan untuk pegawai di kantor KPH akan Work From Home.
"Lockdown untuk TPK Mantingan mulai Senin depan. Sementara kantor KPH seluruh karyawan WFH sampai batas waktu yang belum ditentukan," ujarnya.