Cilacap, Gatra.com - DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cilacap bersama Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) Cilacap, Jawa Tengah menyambut kepulangan Arif Hidayat, seorang TKI asal Planjan, Kesugihan yang mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai tukang las di Taiwan.
Perwakilan Garda BMI Cilacap, Lubadul Fikri menyatakan turut prihatin atas kecelakaan kerja tersebut. “Mereka yang bekerja di luar negeri adalah pahlawan devisa yang berjuang sangat berat, jauh dari sanak sudara sehingga sangat diperlukan pendampingan,” ungkapnya, Rabu (23/6).
Atas dasar itu, kata dia, Garda BMI harus hadir mendampingi para pejuang devisa maupun warga yang ditinggalkan di dalam negeri. “Agar kejadian seperti ini dapat diminimalisir dan apabila terjadi dapat dicari solusi dalam pendampingnnya. Semoga lekas sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasa,” sebutnya.
Arif Hidayat mengalami kecelakaan saat mengelas cerobong. Saat bekerja, tiba-tiba cerobong terbakar. Akibatnya, Arif Hidayat mengalami luka pada bagian wajah, dan sejumlah bagian tubuh lainnya.
Arif sempat menjalani perawatan selama dua bulan di Taiwan. Setelah itu, Arif bisa kembali ke Indonesia, dan menjalani perawatan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta selama empat bulan. Kini, Arif sudah kembali ke desa asalnya di Cilacap.
Sejauh ini, Tim Garda BMI DPP PKB bekerjasama dengan BP2MI melakukan pendampingan dalam perawatan sampai pemulangan Arif Hidayat ke Indonesia.
Wakil Ketua DPC PKB Cilacap, Amir Mustofa Zuhdi menyerahkan bantuan untuk meringankan beban korban kecelakaan kerja di luar negeri. Menurutnya, hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap warga Cilacap. “Siapa pun mereka apalagi dengan kondisi seperti ini, tentunya kami ingin memberikan dukungan dan support secara psikologi maupun lainnya," ujar Amir.
Amir menambahkan, selama ini banyak warga Cilacap yang bekerja sebagai Pekerja Migran atau TKI di luar negeri. Banyak persoalan yang mereka hadapi di negeri rantau.
Berdasarkan data P4TKI, kata Amir, setidaknya ada 11 kasus yang dialami para pekerja migran asal Cilacap. Di antaranya dokumen ditahan, gaji tidak dibayar, overchanging, PMI meninggal, PMI Sakit, dan PMI dipulangkan.
"Tak menutup kemungkinan kami juga akan mengumpulkan data-data lain yang diperlukan untuk membantu mereka yang membutuhkan pendampingan. Harapannya agar mereka merasa aman dan diperhatikan meskipun dalam kondisi yang kurang baik," tukasnya.