Jakarta, Gatra.com – Anggota V Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Bahrullah Akbar menuturkan bahwa saat ini kita berada di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) alias zaman yang penuh perubahan cepat, ketidakpastian, kompleksitas, dan ketidakjelasan.
“Pada era seperti ini, BPK dituntut agar lebih meningkatkan peran dengan memberikan insight dan foresight terkait regulasi kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem kuangan,” katanya dalam seminar daring bertema 'Integrated Auditing for The Public Sector', Selasa (22/6).
Bahrullah menambahkan, perkembangan tersebut berpotensi mendorong pola kerja baru di lingkungan BPK. Karena itu, perlu pendekatan pemeriksaan yang saintifik dan inovatif, dengan tetap mengedepankan transparansi dan akuntabilitas seluruh pihak khususnya pemerintah.
“Sejak tahun 2020, BPK telah melaksanakan beberapa penugasan integrated audit/LFAR [Long Form Audit Report]. LFAR juga telah diimplementasikan dalam audit yang dilakukan auditor eksternal beberapa Badan PBB,” ujarnya.
Dijelaskannya, integrated audit merupakan suatu pendekatan yang memadukan antara audit keuangan dengan audit kinerja. Menurutnya, penggabungan dua audit tadi butuh perubahan pola pikir auditor sektor publik. Sebab, auditor harus mampu melaksanakan audit keuangan dan kinerja secara bersamaan.
Selama pandemi, kata Bahrullah, auditor juga perlu mempertimbangkan pengembangan prosedur-prosedur alternatif untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung kesimpulan. Hal ini lantaran beberapa prosedur audit normal tidak dapat diterapkan sepenuhnya saat pandemi.
“Penggunaan big data analytics di tengah interaksi fisik yang terbatas menjadi solusi untuk menjaga kualitas audit. Sehingga, dapat membantu pemeriksa menganalisis data keuangan dan non-keuangan yang digunakan dalam integrated audit melalui artificial intelligence algorithms,” katanya.