Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kolombia melaporkan kasus kematian akibat COVID-19 di negaranya telah melewati angka 100.000 pada hari Senin, (21/6) di tengah peringatan potensi kelangkaan obat-obatan perawatan dan oksigen di rumah sakit selama puncak infeksi virus menular tersebut.
Dilansir dari kantor berita Reuters pada Selasa, (22/6) negara berpenduduk 50 juta orang itu juga telah melaporkan lebih dari 3,9 juta kasus infeksi virus corona serta 100.582 kematian. Dalam beberapa pekan terakhir, Kolombia mencapai rekor jumlah infeksi dan kematian akibat COVID-19.
Sementara itu, beberapa pejabat medis memperingatkan pasokan medis tertentu sudah hampir habis. Kemudian, Unit Perawatan Intensif atau Intensive Care Unit (ICU) yang beroperasi di kota-kota besar kapasitasnya hampir penuh, menurut informasi yang diterbitkan oleh otoritas kesehatan setempat.
"Kami mulai melihat kelangkaan sumber daya tertentu di mana-mana," kata Cesar Enciso, Koordinator Medis untuk Perawatan Intensif di Rumah Sakit Anak Universitas San Jose di Bogota, kepada kantor berita Reuters.
Ia juga menyebut adanya kekurangan obat penenang dan pasokan oksigen. "Jika situasi terus berlanjut dengan jumlah kasus ini setiap hari, sumber daya akan habis," tambah Cesar.
Terlepas dari puncaknya, negara Amerika Selatan itu telah mencabut banyak pembatasan yang diberlakukan pada Maret tahun lalu untuk mengendalikan virus corona, dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi dan di tengah frustrasi yang meluas dengan langkah-langkah jarak sosial.
Di samping itu, Kolombia telah memberikan lebih dari 14,9 juta dosis vaksin, di mana lebih dari 4,7 juta merupakan dosis kedua. Negara ini berharap, untuk memvaksinasi sekitar 35 juta orang atau 70% dari populasinya pada tahun ini.