Home Ekonomi Tebe: Harga Jual Tinggi, Ikan Baung Banyak Ditangkap Warga

Tebe: Harga Jual Tinggi, Ikan Baung Banyak Ditangkap Warga

Jakarta, Gatra.com – Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mendorong ikan baung yang merupakan salah satu komoditas berbasis kearifan lokal untuk dapat dibudidayakan oleh masyarakat. 

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, mengatakan bahwa komoditas ikan lokal memiliki nilai potensi ekonomi yang tinggi karena populasinya yang cenderung menurun. Sehingga, sulit untuk ditemukan di pasaran dan membuat harganya menjadi melambung.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui unit pelaksana teknis, seperti BPBAT Sungai Gelam, terus berusaha menghadirkan komoditas ikan lokal di tengah masyarakat dengan mendorong pembudidayaan ikan lokal tersebut.

"Harga jual yang tinggi mengakibatkan ikan baung menjadi banyak ditangkap dan diburu oleh masyarakat, sehingga dikhawatirkan akan mengalami penurunan populasi terhadap komoditas ikan ini," kata Haeru dalam keterangan pers, Senin (21/6).

Menurutnya, selain mendorong masyarakat untuk mulai membudidayakan ikan baung, KKP juga rutin melakukan penebaran benih ikan atau restocking di berbagai perairan umum habitat ikan baung untuk menjaga kelestarian dan stok populasinya.

Tebe, sapaan akrab Haeru, juga mengajak pelaku usaha budidaya agar dapat terus melestarikan komoditas ikan lokal seperti ikan baung, guna tetap dapat dinikmati oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi maupun peningkatan pendapatan.

"Tim teknis dan perekayasa kami terus mengembangkan inovasi dan teknologi dalam budidaya ikan lokal, sehingga dapat menghasilkan strain dengan pertumbuhan maksimal, serta memberikan keuntungan yang lebih bagi pembudidaya," katanya.

Sementara itu, Kepala BPBAT Sungai Gelam, Boyun Handoyo, mengungkapkan bahwa ikan baung menjadi salah satu komoditas lokal unggulan di Pulau Sumatera, karena memiliki citarasa yang lezat dan nilai ekonomis yang tinggi.

Buyon mengungkapkan, berbagai olahan kuliner, seperti pindang ikan baung menjadi favorit masyarakat Sumatera, seperti di daerah Lampung, Sumatera Selatan, Riau, dan Jambi.

"KKP melalui BPBAT Sungai Gelam telah berhasil memijahkan dan mengembangbiakkan ikan baung dalam skala massal sejak tahun 2009, namun masih banyak pembudidaya yang belum mengetahui bahwa ikan ini sudah dapat dibudidayakan," ungkapnya.

Boyun juga menilai dengan level harga yang cukup menjanjikan di antara komoditas ikan air tawar lainnya, bisnis ikan baung menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan gairah ekonomi serta pendapatan masyarakat.

Perekayasa Madya BPBAT Sungai Gelam sekaligus Penanggung Jawab Kerekayasaan Ikan Spesifik Lokal di BPBAT Jambi, Yudi Yustiran, menegaskan bahwa antusiasme masyarakat dalam mengonsumsi ikan baung karena memiliki tekstur daging dan rasa yang nikmat dengan jenis olahan beragam, seperti pade dan tempoyak, sehingga memiliki harga pasar yang cukup tinggi.

5279