Semarang, Gatra.com- Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyatakan tidak akan memberlakukan lockdown untuk mengatasi meningkatkan kasus positif Covid-19. “Saya tidak melakukan lockdown, tapi memilih kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) diperketat,” katanya di Semarang, Sabtu (19/6).
Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang berdasarkan data siagacorona.semerangkota.go.id, saat ini tercatat sebanyak 1.811 orang dengan perincian warga Semarang 1.174 orang dan dari luar kota 637 orang. Mereka sekarang menjalani perawatan disejumlah rumah sakit.
Lebih lanjut, Hendi, panggilan Hendrar Prihadi menyatakan, alasan tidak memberlakukan lockdown karena tingkat ekonomi sebagian masyarakat Kota Semarang tidak sekuat kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Dengan kondisi ini kalau dipaksakan lockdown, maka dikhawatirkan ada warga masyarakat yang mati bukan karena Covid-19, namun karena kelaparan. “Untuk itu, saya tidak mau itu menimpa warga Kota Semarang, sehingga memilih PKM diperketat,” ujarnya.
Kebijakan PKM diperketat yang diberlakukan mulai Senin (14/6) yakni jam operasional usaha masyarakat, seperti pusat perbelanjaan, restoran, pertokoan dibatasi sampai pukul 22.00 WIB dari sebelumnya pukul 23.00 WIB. Kegiatan sosial budaya, seperti seminar, dialog, hingga kegiatan pernikahan dibatasi hanya 50 orang dari sebelumnya sampai 100 orang.
Jumlah jemaah kegiatan keagamaan mencakup pengajian di masjid dan kegiatan peribadatan di Gereja dibatasi sebanyak 50% dari kapasitas tempat ibadah. Langkah lain yang dilakukan untuk mengatasi Covid-19, sambung Hendi menggenjot vaksinasi bagi warga Kota Semarang. “Sampai saat ini sudah sebanyak 560.000 warga Kota Semarang yang divaksin. Meski masih jauh dari target, yakni 1,1 juta jiwa, namun setidaknya hal itu sebagai upaya meredam Covid-19 saat ini sedang naik,” ujarnya.