Home Milenial Siswa SMP Sulap Tempe Busuk Jadi Pupuk Organik Cair

Siswa SMP Sulap Tempe Busuk Jadi Pupuk Organik Cair

Cilacap, Gatra.com – Inovasi untuk memanfaatkan barang bekas tak benilai menjadi berdaya guna dilakukan oleh siswa SMP Negeri 6 Cilacap, Jawa Tengah. Mereka memanfaatkan tempe busuk menjadi bahan pupuk organik cair (POC).

Seperti diketahui, tempe merupakan makanan khas Indonesia yang sangat memasyarakat. Karena produksi dan konsumsinya tinggi, seringkali tempe membusuk dan menjadi limbah. Di bawah bimbingan Calon Guru Penggerak Isnaeni Sumiarsih, tempe busuk disulap menjadi pupuk. Tempe busuk dilarutkan dalam air dicampur dengan tape untuk memfermentasi dan gula pasir sebagai nutrisi.

Isnaeni mengatakan, pupuk cair tersebut nantinya akan digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di sekolah. Pemanfaatan bisa dengan cara disemprot maupun disiram langsung ke tanaman.

Pemanfaatan tempe busuk menjadi pupuk itu merupakan implementasi merdeka belajar dan adiwiyata mandiri. Karenanya, inovasi yang berkaitan dengan lingkungan sangat dibutuhkan. “Pupuk cair buatan anak-anak nantinya dipakai untuk memupuk tanaman yang sudah ada seperti bunga dan sayur yang ada di sekolah. Kami juga punya taman gantung Wijayakususma sebagai tanaman endemik khas Cilacap. Dengan pupuk cair ini, kami sama sekali tidak lagi memakai pupuk kimia untuk memupuk tanaman yang kami miliki,” ucap Isnaeni.

Salah satu siswa yang ikut membuat pupuk berbahan tempe busuk, Zahra Amelia al Fatah mengungkapkan dirinya senang dilibatkan dalam proses pembuatan pupuk ini. Menurutnya, ini pengalaman baru yang sangat bermanfaat. "Dari pelajaran membuat pupuk ini, kita jadi tahu kalau ternyata banyak limbah disekitar rumah yang masih bisa dimanfaatkan menjadi hal yang berguna," ujar Zahra.

Kepala SMP Negeri 6 Cilacap, Anteng Widiastuti mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh calon guru penggerak sangat membantu mewujudkan konsep merdeka belajar dan juga mendukung terwujudnya sekolah Adiwiyata mandiri.

"Dengan inovasi yang ada, membuktikan bahwa pandemi tidak menghalangi terus dijalankannya program Adiwiyata. Justru muncul inovasi baru dimana siswa juga menerapkan konsep Adiwiyata dari rumah. Artinya, cinta lingkungan sudah bukan lagi jargon di sekolah semata namun sudah membudaya sampai di rumah. Juga, belajar tidak terbatas di sekolah, namun bisa juga dimana saja," jelas Anteng.


 

2901