Sragen, Gatra.com- Aksi premanisme di wilayah Kabupaten Sragen mulai berkurang dengan ditangkapnya puluhan pelaku pembuat resah itu. Mereka diamankan dari wilayah pasar tradisional, lampu merah dan dan kompleks pertokoan. Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi mengatakan operasi tangkap preman dan pemalak tersebut digelar sejak Minggu (13/6). Hasilnya, 42 orang diamankan ke markas kepolisian.
"Mereka yang dianggap meresahkan, seperti memalak dan preman. Polisi mengamankan mereka. Banyak aduan dari masyarakat yang merasa resah dengan aktivitas para pelaku. Mereka ditangkap saat beraksi," kata Kapolres kepada wartawan di Sragen, Kamis (17/6).
Di markas, mereka tidak langsung ditindak tipiring. Tapi didata kemudian dibina agar mencari pekerjaan lebih bermartabat. Kapolres menyampaikan pihaknya mengerahkan tim khusus beranggota 22 personel untuk menjalankan operasi pemberantasan premanisme. Tim khusus itu terdiri dari personel lintas fungsi seperti Sat Sabhara, Sat Binmas untuk pembinaan dan Satreskrim untuk penegakan hukum. Di hari pertama operasi, diamankan 3 oknum pengamen dan pak ogah.
Sasaran lain oknum juru parkir atau juru retribusi di pasar-pasar atau tempat keramaian yang melakukan penarikan di atas ketentuan. Selanjutnya juga di tempat-tempat peristirahatan sopir-sopir truk dan lokasi kawasan industri. Kapolres menyebut ada 6 lokasi industri dan peristirahatan sopir truk yang rawan premanisme. "Di seputar Pasar Nglangon, di area Pungkruk termasuk juga di kawasan industri di daerah Kalijambe, Gemolong, Masaran dan Sambungmacan. Apabila pelaku-pelaku usaha ada kelompok orang yang meresahkan akan kita lakukan tindakan," tandasnya.
Kapolres menyampaikan apabila menemui atau mengalami pemalakan atau tindakan mengarah premanisme di sekitarnya, bisa melapor ke WA Center Polres yang khusus menangani aduan. WA dengan nomor 08877-110-110 itu akan langsung direspon dan on 24 jam. Karena WA center itu merupakan sebuah sistem yang terkoneksi langsung ke semua pimpinan di Polres Sragen.