Solo, Gatra.com – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto berdialog dengan para alumni penerima kartu prakerja di Hotel Alila, Solo, Jumat (18/6). Program tersebut akan semakin ramah untuk warga disabilitas.
Seorang alumni program Kartu Prakerja, Anisa Kusumawardani, menceritakan pengalamannya sebagai peserta program itu saat bertemu Airlangga. Penjual mukena dan jilbab ini memulai usaha lewat program prakerja.
”Saya masuk gelombang keempat. Dari pengalaman saya, awalnya memang bisa memahami penjelasan dari pemateri. Sebab saya waktu itu hanya melihat dari gerak bibir pemateri saja,” kata Anisa, seorang warga disabilitas dari Magelang.
Anisa pun berinisiatif mengunduh aplikasi pengubah suara menjadi tulisan melalui telepon pintarnya. Sejak itu, dia mulai mengerti penjelasan dan materi di program prakerja.
”Saya ambil empat pelatihan di sini tutorial make up dasar, pelatihan cara berjualan, pelatihan barista, dan pelatihan fotografi jualan online. Pelatihan ini saya gunakan untuk modal berjualan online,” ucapnya.
Menanggapi hal ini, Airlangga berencana mengembangkan program prakerja agar lebih ramah disabilitas. Gelombang kedua rencananya dimulai pada semester kedua tahun ini. ”Jadi nanti akan lebih friendly untuk penyandang disabilitas,” katanya.
Airlangga mengatakan, survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan program prakerja dimanfaatkan secara maksimal oleh 91 persen sasarannya. Ke depan, program ini tidak hanya akan dijalankan secara daring. ”Ada prototype yang kami buka untuk offline, sisanya online,” katanya.
Deputi VI Kementerian Perekonomian, Mohammad Rudi Salahuddin, menambahkan, sejak dimulai April 2020, ada 17 gelombang penerima kartu prakerja dengan total sasaran 8,3 juta orang.
”Pendaftarnya sebanyak 65 juta orang. Dari Jawa Tengah sendiri ada 657 ribu orang. Jawa Tengah menjadi penerima tertinggi keempat,” katanya.