Jakarta, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mendukung penuh proses pengajuan yang tengah dilakukan untuk menjadikan Geopark Maros-Pangkep sebagai UNESCO Global Geopark.
Rencananya, pada Juli 2021 mendatang, asesor dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) akan hadir langsung untuk melakukan penilaian layak tidaknya Geopark Maros-Pangkep masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark.
"Saya hari ini memberikan dukungan penuh terhadap Maros-Pangkep, geopark yang kita ajukan sebagai UNESCO Global Geopark," kata Sandiaga Uno, saat meninjau Pusat Informasi Geologi Maros-Pangkep, Kamis (17/6).
Sandiaga dalam keterangan pers, menyampaikan, penilaian dari UNESCO nantinya akan berpusat pada tiga hal utama, yakni lingkungan, budaya, dan sosial. Kemudian, legitimasi dari UNESCO nantinya akan berdampak besar terhadap keberlanjutan pelestarian potensi yang ada dalam Geopark Maros-Pangkep. Sekaligus sebagai sarana promosi yang efektif sehingga dapat menambah minat wisatawan, tidak hanya Nusantara tetapi juga mancanegara.
"Berkaca dari kesuksesan Belitung yang mendapatkan UNESCO Global Geopark Park, ini kita harapkan juga bisa meningkatkan daya tarik wisata, terutama dari segi kelestarian alam dan lingkungan, membuka lapangan kerja seluas-luasnya, menangkap kearifan lokal, dan tentunya menjadikan Pangkep [Pangkajene Kepulauan] sebagai kabupaten yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih baik dan menyejahterakan masyarakatnya," kata Sandiaga.
Untuk diketahui, delineasi baru Kawasan Geopark Nasional Maros- Pangkep (GNMP)/Maros Pangkep Aspiring UNESCO Global Geopark (MPAUGGp) meliputi 2 kabupaten, yaitu Maros dan Pangkajene Kepulauan. Secara administratif, daerah termasuk wilayah darat dengan luas 223.629 ha dan Kepulauan Spermonde dengan luas 88.965 ha.
Selain itu terdapat juga Karst Maros Pangkep, yang termasuk salah satu karst kelas dunia yang memiliki keindahan, keunikan, flora dan fauna, nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi.
Geopark Maros-Pangkep ini telah mendapatkan status geopark nasional pada 2017 lalu, juga merupakan kawasan karst terbesar ke-2 setelah Cina Selatan.
Karst Maros Pangkep memiliki ratusan gua yang pernah ditinggali oleh manusia prasejarah. Budaya masa lalu tergambar melalui peninggalan lukisan prasejarah yang berusia 40.000 tahun. Di dalamnya, juga menjadi tempat hidup jutaan spesies kupu-kupu yang mendapatkan julukan Kingdom of Butterfly. Sebagai geopark, terdapat berbagai destinasi pariwisata berbasis alam nan berkelanjutan yang ada di Maros-Pangkep, mulai dari geosite, biological site, dan cultural site.
Di samping itu, ditunjang dengan potensi ekonomi kreatif (ekraf), Sandiaga Uno optimistis kawasan Geopark-Maros akan menjadi salah satu kekuatan pariwisata Indonesia dan penopang bangkitnya pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
"Saya sempat saksikan bahwa produk ekonomi kreatif di Pangkep, baik yang berbasis kuliner, kriya maupun fesyen bisa sangat kita unggulkan. Terutama yang tadi saya cicipi, Pangkep Pamelo Salad. Mudah-mudahan bisa kita angkat sebagai produk ekonomi kreatif untuk keunggulan dari pariwisata dan ekonomi kreatif Pangkep ke depan," katanya.