Yogyakarta, Gatra.com – Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai rekor baru dan keterisian tempat tidur rumah sakit melonjak. Pemerintah Daerah DIY pun meminta rumah sakit menyediakan 30 persen kapasitasnya untuk layanan pasien Covid-19.
Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan, pada Rabu (16/6), Covid-19 di DIY bertambah 534 kasus. Temuan itu dari 1.990 orang yang menjalani tes PCR. “Total kasus terkonfirmasi menjadi 50.151 kasus,” ujar Ditya dalam keterangan tertulis.
Jumlah tersebut merupakan rekor baru mengingat selama beberapa hari kasus harian Covid-19 di DIY mencapai lebih dari 400 kasus. Dari jumlah total Covid-19 di DIY, penderita yang sembuh bertambah 278 kasus, sehingga total kasus sembuh menjadi 44.573 kasus.
Kasus aktif, yakni warga yang belum sembuh, sehingga dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri, mencapai 4.266 kasus. Namun terdapat pula penambahan kasus kematian karena Covid-19 yang tinggi yakni sebanyak 15 kasus. “Total kasus meninggal menjadi 1.312 kasus,” ujarnya.
Atas kondisi Ditya pun menjelaskan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, sebagai tempat pemeriksaan sampel pasien Covid-19 di DIY, akan buka setiap hari, termasuk di hari Minggu dan hari libur.
“Reagen sangat cukup. Saat ini reagen PCR yang tersedia tidak kurang dari 85.000. Kapasitas maksimal per hari adalah 1.000 dengan sebagian kecil mengakomodir kebutuhan Jawa Tengah,” kata Ditya.
Selain itu, salah satu langkah antisipasi terhadap peningkatan kasus Covid-19, Dinkes DIY akan menyampaikan kepada rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY untuk menyediakan tambahan kapasitas. “Minimal 30 persen kapasitas ruangan di RS rujukan dikhususkan bagi pelayanan Covid-19,” ujarnya.
Saat ini, 90 dari 139 tempat tidur untuk pasien kritis telah terpakai, sedangkan 608 dari 802 ranjang untuk pasien non-kritis telah terisi. Secara total, 698 dari 941 tempat tidur telah ditempati sehingga tingkat keterisian ranjang (bed occupancy rate, BOR) meroket hingga 74 persen.
Pemda DIY pun meminta suplai oksigen di RS rujukan atau fasilitas kesehatan tersedia. “Sebanyak 80 persen pasokan dapat ditujukan untuk keperluan Covid- 19 dengan tetap memperhatikan kemungkinan peningkatan kebutuhan di Jateng,” katanya.
Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad menyatakan saat ini orang yang tertular Covid-19 makin banyak, sumber penularan makin besar, apalagi Covid-19 mampu menular sebelum gejala timbul.
“Ada silent transmition di komunitas. Ini tantangan pengendalian Covid,” kata dia di webinar gelaran Keluarga Alumni UGM (Kagama), Rabu siang, tentang ‘Varian Covid-19 di Kudus’.
Apalagi, saat ini ada varian Covid-19 yang patut diwaspadai yakni varian Delta yang ditemukan di Kudus, Jateng, dengan daya tular lebih cepat, sehingga meningkatkan risiko penularan. Toh penularan tetap terjadi saat warga tak taat protokol kesehatan dan punya mobilitas tinggi.
“Untuk bisa menurunkan penularan, jelas 3T, 3M, dan pembatasan mobilitas, tapi juga butuh kesiapan sistem kesehatan dan komunitas,” tuturnya.