Brussel, Gatra.com - Anggota parlemen Belgia pada hari Selasa mengajukan peringatan resolusi mengenai "risiko serius genosida" terhadap minoritas Muslim Uyghur di wilayah Xinjiang China. Peringatan ini sekaligus menambah tekanan Barat di Beijing.
“Mosi itu telah disetujui oleh komite hubungan luar negeri parlemen dan akan dikonfirmasikan oleh sidang pleno pada 1 Juli,” kata anggota parlemen yang menulis resolusi, itu Samuel Cogolati kepada AFP, Selasa (15/6).
Cogolati, yang telah terkena sanksi dari Beijing, awalnya mendorong pernyataan yang lebih keras dengan menyalahkan China karena melakukan “kejahatan genosida”.
Namun resolusi itu diperlunak pekan lalu setelah perdebatan di dalam koalisi mayoritas liberal, sosialis, dan hijau Belgia.
Cogolati masih menyambut persetujuan Selasa sebagai "pemungutan suara bersejarah, yang tak terbayangkan sebulan yang lalu".
Mereka yang berada di balik teks tersebut mengatakan akan menjadikan Belgia sebagai parlemen demokratis keenam setelah Kanada, Belanda, Inggris, Lithuania, dan Republik Ceko yang mengecam “kejahatan terhadap kemanusiaan” terhadap Uyghur.
Para pemimpin G7 pada hari Minggu meminta China dalam sebuah pernyataan bersama setelah pertemuan mereka “untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan mendasar, terutama dalam kaitannya dengan Xinjiang”.
Sebuah laporan dari kelompok hak asasi Amnesty International pekan lalu menuduh Beijing “memenjarakan, penyiksaan, dan penganiayaan massal yang diatur oleh negara secara sistematis yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan” di wilayah barat laut.
China membantah tuduhan bahwa mereka melakukan kejahatan dalam skala besar dengan memaksa hingga satu juta orang Uyghur dan orang-orang dari minoritas etnis-Turki lainnya, ke kamp-kamp interniran di wilayah Xinjiang.