Karanganyar, Gatra.com - Pencanangan Kampung Tertib Berlalu Lintas di Desa Jati, Jaten, Karanganyar, Jateng diyakini mampu mengeliminasi sikap kurang tertib masyarakat dalam melanggar hukum. Di sudut-sudut kampung ini terpasang slogan program kepolisian serta sarana kamseltibcarlantas (keamanan, keselamatan ketertiban, dan kelancaran lalu lintas ) .
Kepatuhan berlalu lintas warga serta penataan kampungnya yang sesuai program Satlantas, menjadikan Desa Jati masuk nominasi Kampung Tertib Lalu Lintas Polda Jawa Tengah. Desa Jati, Karanganyar bersaing dengan empat kampung lain di Jepara, Kota Semarang, Wonogiri dan Grobogan. Hanya saja penilaian di Kabupaten Grobogan terpaksa ditunda karena masuk zona merah penularan Covid-19.
Ketua Tim Penilai Lomba Kampung Tertib Berlalu Lintas Polda Jawa Tengah, Kompol Sukendra mengatakan, rasa sungkan dan malu melanggar lalu lintas merupakan modal penting menciptakan keamanan keselamatan ketertiban kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas).
"Dengan mengajak masyarakat ikut menyukseskan kamseltibcarlantas mulai dari diri sendiri lalu keluarga dan lingkungan, terbukti berhasil mencegah kecelakaan lalu lintas. Minimal di kampungnya sendiri," katanya kepada wartawan usai penilaian di Desa Jati, Jaten, Selasa (15/6).
Kampung Tertib Lalu Lintas di Desa Jaten berkesempatan lolos seleksi lomba. Desa ini terhitung sudah dua kali mengikuti lomba tersebut. Pada 2018 masuk 10 besar unggulan di Jateng. Kemudian di 2019 lolos juara II tingkat Jateng. Lalu sekarang maju lagi.
"Semua berkesempatan juara I. Tahun ini ada lima kabupaten/kota unggulan. Jika berhasil, akan mewakili Jawa Tengah untuk maju di lomba tingkat nasional. Bersaing dengan ratusan kampung tertib lalu lintas," katanya.
Dalam penilaiannya, ia melihat lebih dekat sarana ujian SIM C di halaman rumah kepala desa. Pemohon SIM C dapat meniti lajur delapan dan zigzag di sana. Kemudian sarana perpustakaan umum berisi koleksi bacaan tentang berlalu lintas. Tersedia pula pos pantau, monument lakalantas dan tim linmas siaga 24 jam. Kepatuhan berlalu lintas warganyatak hanya sekadar sikap di jalan raya, namun juga diwujudkan pembelajaran siswa usia dini. Sukendra terkesima dengan barisan polisi kecil (pocil) yakni peserta didik sekolah yang berkostum polisi. Mereka diajarkan tertib di jalan dan di rumah.
Kepala Desa Jati Haryanta mengatakan rasa sungkan warga ditunjukkan saat melintas di kampung tertib lalu lintas di Dusun Jati. "Mau lewat sini, pasti pakai helm. Kalau enggak, pasti ditegur warga sini," katanya.
Guyub rukun warga selain di bidang lalu lintas juga di Satgas Jogo Tonggo. Desa ini mencatatkan nol kasus selama empat bulan terakhir. "Patuh lalu lintas juga patuh prokes. Semua bermasker dan jaga jarak saat berkegiatan luar rumah," katanya.