Jakarta, Gatra.com - Indonesia memang bukan negara konsumen terbesar plastik, namun salah satu produsen limbah plastik terbesar di dunia. Hal itu diungkapkan oleh Dosen Fakultas Teknologi Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Retno Gumilang, dalam webinar yang digelar pada Senin,(14/6).
"Ini artinya kegiatan recyle plastik sangat kurang di sini [Indonesia]," ucap Retno Gumilang, via Zoom dalam webinar bertajuk Industri Petrokimia Hulu: Menilik Sumber Pencemaran Plastik yang Tidak Terlihat, yang diadakan oleh Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) dan juga disiarkan langsung lewat kanal YouTube Multimedia ICEL INDONESIA.
Sementara itu, terang Retno, tingkat produksi plastik dunia saat ini adalah 100 juta ton per tahun dengan pertumbuhannya 9 persen per tahun. Sedangkan limbah plastik itu 25 juta ton per tahun. Serta jumlah plastik besar dalam Municipal Solid Waste atau sampah kota (MSW) ada sekitar 11-13 persen.
Plastik sendiri berasal dari kata plasticus dan dalam bahasa latin yaitu capable of moulding dan plastikos dalam bahasa Yunani, fit for moulding. Plastik adalah bahan tidak berbentuk yang dapat dicetak (moulded) dan dieskstrusi atau dicor menjadi berbagai bentuk dengan panas atau tekanan fibersintetik atau film.
Uniknya, kata Retno, kini plastik memiliki 2 tipe, ada yang termosetting maupun termoplastik. Plastik pun dapat dipanaskan secara berulang-ulang dengan berbagai bentuk serta juga bisa menjadi keras dan kuat.
Maka dengan mengenal karakteristiknya, maka kita juga bisa menambah jumlah plastik yang bisa di-recycle sebanyak mungkin dan itu juga akan mengurangi beban pencemaran lingkungan akibat pembuangan sampah-sampah plastik. "Namun ya kembali lagi, bahwa proses pembuatannya sendiri juga berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan," ungkapnya.